Kasus Covid-19 Naik Eri Cahyadi Angkat Bicara: 30-40 Warga Non Surabaya

Reporter : barometerjatim.com -
Kasus Covid-19 Naik Eri Cahyadi Angkat Bicara: 30-40 Warga Non Surabaya

PERBANYAK TRACING: Covid-19 di Surabaya naik, Eri Cahyadi perintahkan perbanyak tracing. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometerjatim.com Kasus Covid-19 di Surabaya naik. Merujuk data dari laman website lawancovid-19.surabaya.go.id atau Surabaya Tanggap Covid-19, per Kamis (27/1/2022) pukul 16.00 WIB total kasus pasien aktif sebanyak 127.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pun angkat bicara dengan menyebut tidak semuanya warga Kota Pahlawan. 127 kasus Covid-19, rata-rata yang non (warga luar) Surabaya ada 30 sampai 40 orang, katanya, Jumat (28/1/2022).

Mereka yang terpapar Covid-19, lanjut Eri, hampir 50 persen memiliki riwayat perjalanan luar kota. Sebab, orang-orang yang berada di Surabaya tidak hanya melakukan aktivitas di dalam kota.

Ada yang ke luar kota lalu kembali (pulang) sakit, tapi yang kita lihat adalah ternyata dampaknya alhamdulillah tidak sampai parah dan sembuhnya langsung cepat, ungkapnya.

Karena itu, dia mita bila terdapat warga yang terpapar Covid-19 segera dilakukan karantina di Hotel Asrama Haji (HAH). Apabila kondisi pasien semakin memburuk dan membutuhkan perawatan, langsung dilakukan perawatan di rumah sakit.

Saya tidak memperkenankan isolasi mandiri di rumah. Terutama varian Omicron yang cepat menular, dan nanti insyaallah biasanya 14 hari yang sembuh juga banyak, ujarnya.

Meski terjadi kenaikan angka kasus Covid-19, Eri tetap berkomitmen untuk menjaga asesmen Kota Surabaya level 1. Baginya, hal itu merupakan tugas penting untuk mengamankan seluruh warga kota.

Kita menjaga BOR (Bed Occupancy Rate) dan ada 3T (Tracing, Testing, Treatment). Walaupun kasus positif naik, kita masih tetap mempertahankan Surabaya level 1 dan tetap menjaga protokol kesehatan, tegasnya.

"BOR kita saat ini juga 1,92 persen. Kalau kurang dari 60 persen, maka kita ini dikatakan Level 1. Berarti masih banyak (BOR), karena setiap rumah sakit diwajibkan menyediakan tempat tidur untuk Covid-19," jelasnya.

Lakukan Tracing Masif

Selain itu, Eri minta Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya untuk melakukan tracing dengan perbandingan minimal 1:23. Apabila sempai terjadi kenaikan, hal ini karena pihaknya melakukan tracing secara masif untuk pencegahan.

"Semakin banyak tidak apa-apa, kita obati. Tapi kalau kita terlambat dan tidak melakukan tracing tepat dan testing yang cepat, maka ini akan menjadi bom waktu," katanya.

Soal perkiraan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pada Februari dan Maret mendatang, Eri juga telah menyiapkan strategi. Salah satunya membatasi tempat-tempat keramaian seperti wisata Jalan Tunjungan.

"Saya minta Linmas untuk menghitung terkait kapasitas Tunjungan dan setiap pintu yang menuju Tunjungan pasti akan dijaga Satpol PP dan Linmas. Kemudian, seminggu ini pertunjukan musik dikurangi, untuk mengurangi keramaian," katanya.

Sebelum penerapan pembatasan tersebut, saat ini Eri sedang melakukan asesmen dengan harapan pada awal Februari pembatasan pengunjung bisa segera diterapkan.

» Baca berita terkait Omicron. Baca juga tulisan terukur lainnya Moch Andriansyah.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.