JAWA TIMUR NOMOR 10: Pertumbuhan ekonomi Jatim triwulan II-2021 nomor 10 se-Indonesia. | Data dan Grafis: BPS
SURABAYA, Barometerjatim.com - Indonesia keluar dari resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19, setelah
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 mencapai 7,07%.
Spasialnya lagi, seluruh wilayah utama juga membukukan pertumbuhan ekonomi positif. Provinsi di Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan tertinggi dengan capaian 8,75%.
Meski demikian, kontribusi provinsi di Pulau Jawa tetap sangat dominan. Dari nilai PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) kuartal II-2021 sebesar Rp Rp 4.175,8 triliun, 57,92% disumbangkan Jawa. Disusul Sumatera 21,73%, Kalimantan 8,21%, Sulawesi 6,88%, Bali dan Nusa Tenggara 2,85%, serta Maluku dan Papua 2,41%.
Sedangkan menurut provinsi, hampir seluruhnya mengalami pertumbuhan positif. Hanya Papua Barat yang masih terkontraksi -2,39%.
Padahal, Papua Barat sempat mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif pada kuartal I-2021. Sepanjang Januari-Maret 2021, ekonomi Papua Barat tercatat meningkat 1,47%.
Kendati tumbuh pesat di kuartal II-2021, dari 34 provinsi hanya sembilan yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.
Maluku Utara membukukan pertumbuhan tertinggi 16,89%.
Sektor pertambangan dan penggalian menjadi pendorong utama, salah satunya adalah nikel yang sedang naik daun seiring tren kendaraan listrik.
Setelah Maluku Utara, menyusul Sulawesi Tengah 15,59%, Papua 13,14%, DI Yogyakarta 11,81%, Kalimantan Barat 10,81%, Banten 8,95%, Sulawesi Utara 8,49%, Sulawesi Selatan 7,66%.
Bagaimana dengan Jawa Timur? Pertumbuhan ekonomi di provinsi yang dipimpin Gubernur
Khofifah Indar Parawansa itu tumbuh 7,05% tapi masih di bawah rata-rata nasional dan di urutan 10 dari 34 provinsi. Juaranya: Maluku Utara!
Dibandingkan dengan provinsi se-Pulau Jawa, pertumbuhan ekonomi Jatim juga masih kalah dari DI Yogyakarta dan Banten tapi unggul atas Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Secara Y-on-Y pada triwulan II 2021, ekonomi seluruh Pulau Jawa tumbuh 7,88%, dimana provinsi dengan pertumbuhan paling tinggi ada di DIY 11,81%. Kemudian tertinggi kedua DKI Jakarta tumbuh 10,91%, selanjutnya Banten 8,95%, terang Kepala BPS Jatim,
Dadang Hardiwan.
Kemudian untuk Jatim, pertumbuhannya 7,05%, Jabar 6,15%, sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah ada di Jateng 5,66%, sambung Dadang.
Belum Kembali Sepenuhnya
JAWA PALING DOMINAN: Jawa masih mendominasi kontribusi perekonomian nasional dengan sumbangan 57,92%. | Data dan Grafis: BPS JAWA PALING DOMINAN: Jawa masih mendominasi kontribusi perekonomian nasional dengan sumbangan 57,92%. | Data dan Grafis: BPS
Terhadap pertumbuhan di Jatim, Khofifah menyampaikan rasa syukurnya lantaran di tengah upaya penanganan
pandemi Covid-19 ekonomi Jatim justru mengalami kenaikan.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa perekonomian Jatim terus bangkit dan mengalami perbaikan, meskipun pencapaiannya belum dapat kembali seperti saat sebelum pandemi Covid-19, tutur Khofifah di Gedung Binaloka
Pemprov Jatim, Jumat (6/8/2021).
Menurut Khofifah, pertumbuhan ekonomi yang bergerak positif 1,78% (q to q) dan meningkat 3,2% (c to c) ditopang sejumlah sektor utama. Antara lain berdasarkan lapangan usaha, sektor industri pengolahan berkontribusi paling besar terhadap struktur PDRB Jatim mencapai 30,23% dengan laju pertumbuhan 6,85% (y-o-y).
Selanjutnya sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor memberi kontribusi PDRB 18,28% dengan laju pertumbuhan 13,64% (y-o-y).
Kontribusi tertinggi ketiga pada struktur PDRB Jatim adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan
share 12,37% dan laju pertumbuhan minus 3,14% (y-o-y).
PDRB Jatim sesungguhnya ditopang cukup besar oleh sektor pertanian. Namun masa panen raya yang terjadi di triwulan I menyebabkan kontraksi di triwulan II, jelas Khofifah.
» Baca Berita Terkait
Pemprov Jatim
Simak berita terukur barometerjatim.com di
Google News.