Tercecer di Bursa Capres, Lebih Enteng Khofifah Nyagub Lagi

Reporter : barometerjatim.com -
Tercecer di Bursa Capres, Lebih Enteng Khofifah Nyagub Lagi

DUA PERIODE: Surokim Abdussalam, Khofifah lebih enteng bertarung di Pilgub ketimbang Pilpres. | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR

SURABAYA, Barometerjatim.com Pengamat Politik Surokim Abdussalam memandang, tidak mudah bagi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bertarung di Pilpres 2024. Justru kembali maju untuk periode kedua gubernur Jatim jauh lebih realistis dan enteng.

"Soal Pilpres sejauh ini modal beliau selain sebagai kepala daerah juga ketum Muslimat NU, bukan ketum partai, jadi jatahnya bisa realistis di posisi Cawapres. Jadi kalau melangkah ke Capres tentu butuh effort lebih besar, jalan yang terjal, dan sungguh tidak mudah," katanya, Selasa (20/4/2021).

Tapi kalau peluang Khoffah menjabat gubernur Jatim dua periode, prospeknya jauh lebih besar karena posisinya sebagai incumbent. Di mana-mana yang namanya petahana, kata Surokim, selalu punya panggung dan modal politik lebih.

"Wajar kalau bicara soal peluang, jauh lebih enteng ikut kontes gubernur periode kedua. Apalagi beliau sudah makan garam punya pengalaman kontes di Jatim yang 'berdarah-darah'," tandas.

Menilik hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) dengan responden milenial Jatim yang dilaksanakan dari 5 hingga 25 Maret 2021 di 38 kabupaten/kota di Jatim, Khofifah memang digdaya di bursa Pilgub Jatim 2024.

Gubernur yang mantan Menteri Sosial itu memuncaki top of mind gubernur Jatim pilihan milenial (16,2 persen). Diikuti Tri Rismaharini (15,5), Emil Dardak (5,2), Saifullah Yusuf (4,6), dan Puti Guntur (1,2) dalam daftar lima besar.

Begitu pula soal elektabilitas. Khofifah bertengger di puncak (26,8 persen), disusul Tri Rismaharini (21,5), Emil dardak (5,8), Saifullah Yusuf (4,4), dan Puti Guntur (1,8) dalam daftar lima besar.

Tapi dalam bursa Pilpres 2024, Khofifah berubah tercecer di posisi delapan (0,9 persen) top of mind presiden pilihan milenial. Posisi puncak diduduki Prabowo Subianto (8,9 persen) disusul Tri Rismaharini alias Risma (7,8 persen).

Pun untuk kategori elektabilitas, Khofifah juga tersendat di posisi tujuh (2,7 persen). Posisi puncak ditempati Risma (15 persen) yang bertukar posisi dengan Prabowo Subianto di peringkat dua (10,8 persen).

Variabel Politik Kompleks

Situasi ini menurut Surokim yang juga Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM), membuat Khofifah, sekali lagi, lebih realistis jika kembali maju di Pilgub Jatim ketimbang 'memaksakan diri' bertarung di Pilpres.

"Kalau sementara ini, per Maret, ya realistis Pilgub, iya toh! Tapi variabel politik itu kompleks. Mungkin bulan depan ada tambahan variabel lagi, ada prasyarat lagi," kata Surokim.

"Terus momentum. Momentum last minutes itu kan penting, momentumnya itu nanti mengarah ke mana beliau. Bisa jadi hari ini enggak kuat momentumnya ke Pilpres, tapi siapa tahu nanti ada tsunami apa. Jadi ini kan sekadar potret awal saja," paparnya.

Tapi yang harus diwaspadai Khofifah, tandas Surokim, yakni tingkat kepuasan responden terhadap kinerja incumbent yang belum memuaskan. "Bahasanya di SSC kan "sama saja", menurut saya itu harus dibaca betul, katanya.

Dalam survei SSC, responden yang menyebut perkembangan Jatim sama saja selama dipimpin Khofifah-Emil Dardak sebanyak 50,7 persen, semakin baik (37,3 persen), semakin buruk (4,4 persen), dan tidak tahu/tidak memilih (7,6 persen).

Saya melihat Bu Khofifah ini kan sudah sangat bekerja keras, cuma OPD-OPD toh yang kelihatan ndak bekerja keras. Menurut saya ya harus ada instrospeksi. Kinerja Bu Khofifah tinggi, Pemprov kok seperti ini-ini saja. Apa yang bisa dimaksimalkan dari potensi itu, tuntas Surokim.

ยป Baca Berita Terkait Pilpres 2024

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.