Sriwijaya Air SJ182 Jatuh Co-Pilot Fadly Sempat Pamit Ibunya

DIPAMITI ANAK: Sumarzen Marzuki, Fadly Satrianto (inset) sempat kabari naik Sriwijaya Air SJ182. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Sejumlah tetangga dan kerabat masih berdatangan ke rumah Sumarzen Marzuki di kawasan Tanjung Perak, Surabaya untuk berbelasungkawa, Minggu (10/1/2020).
Sumarzen adalah ayah Fadly Satrianto, Co-Pilot NAM Air yang turut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu. Pasawat jurusan Jakarta-Pontianak tersebut membawa 62 penumpang, terdiri dari 6 awak aktif, 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 6 awak sebagai penumpang.
Di sela menerima tamu, Sumarzen menuturkan kepada wartawan kalau pihak keluarga terakhir kali berkomunikasi dengan Fadly, Sabtu (9/1/2021) pagi, beberapa jam sebelum pesawat lepas landas dan kemudian dinyatakan hilang.
"Ada, kemarin jam 07.00 WIB pagi sama mamanya. Dia menginfokan bahwa dia mau terbang ke Pontianak. Cuma bukan dia yang bawa pesawat, dia penumpang di pesawat Sriwijaya itu," katanya.Fadly terbang ke Pontianak bersama beberapa rekannya, lanjut Sumarzen, karena tugas dari maskapai tempatnya bekerja, NAM Air yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air.
"Jadi dari Pontianak, dia ditugasi dari kantornya, dari NAM. Satu tim itu ada pilot, co-pilot, pramugari, enam orang ditugasi ke Pontianak untuk ambil pesawat di Pontianak," ucapnya.
Namun Marzen tidak tahu kemana rute selanjutnya setelah dari Pontianak. Beberapa kabar menyebut bakal melanjutkan penerbangan menuju Solo. "Tapi dia ke Pontianak harus naik Sriwijaya itu, naik pesawat itu, yang ada cuma itu," jelasnya.Sumarzen menambahkan, terakhir kali sebelum Sriwijaya Air SJ182 jatuh, dua minggu lalu putranya sempat ke Surabaya.
Tapi karena posisinya sedang tugas, Fadly tidak pulang ke Tanjung Perak tapi menginap di salah satu hotel. "Pas dia terbang ke Surabaya, ya dia kabari kita, kita yang ke hotel tempatnya nginap," ucap Sumarzen.
» Baca Berita Terkait Sriwijaya Air