Catat Ini 8 Faktor Kemenangan Tebal Eri-Armuji Versi SSC

FAKTOR RISMA: Dukungan Risma, salah satu faktor kemenangan Eri-Armuji di Pilwali Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
SURABAYA, Barometerjatim.com Hitungan cepat (quick count) empat lembaga survei, yakni Surabaya Survey Center (SSC), Charta Politika, Populi Center, dan Poltracking Indonesia, memenangkan Eri Cahyadi-Armuji di Pilwali Surabaya 2020.
Pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu unggul tebal atas rivalnya, Machfud Arifin-Mujiaman di kisaran angka 13-15 persen.
Lantas, apa kunci kemenangan Eri-Armuji? Menurut Direktur SSC, Mochtar W Oetomo, setidaknya ada delapan faktor yang melatarbelakangi kemenangan. Berikut analisisnya:
1. Surabaya Basis Tradisional PDIP
Meski ada faksi-faksi dalam tubuh PDIP Surabaya, faktanya soliditas kader-kader PDIP yang sudah mendarah daging sulit untuk digoyahkan.
Sikap gotong royong yang sudah menjadi naluri di tubuh PDIP, otomatis menggelora dan menggelinding dalam konteks-konteks tertentu yang diperlukan.
2. Faktor Risma Endorser Utama
Faktor Risma sebagai endorser utama pasangan Eri-Armuji adalah faktor kemenangan yang tidak bisa disangkal.
Tingkat kepuasan masyarakat Surabaya pada kinerja Risma yang melebihi 90 persen menjadikan strategi transfer device Eri-Armuji dengan menggunakan pengaruh Risma terbukti jitu dan efektif.
Surat Risma dan video ajakan Risma di detik-detik akhir jelang coblosan, kian menguatkan strategi ini.
3. Blunder Video Hancurkan Risma
Viral video "Hancurkan Risma" justru sangat menguntungkan Eri-Armuji karena lahirnya simpati publik, utamanya dari kalangan emak-emak.
Bahkan swing voters Machfud-Mujiaman diindikasikan banyak berpindah ke Eri-Armuji, karena berbagai blunder yang dilakukan oleh tim pasangan yang diusung delapan Parpol tersebut -- PKB, Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat, Nasdem, PAN, dan PPP.
4. Tim-Relawan Lebih Ramping dan Efektif
Dengan hanya diusung PDIP dan diusung PSI, tim dan relawan Eri-Armuji jauh lebih militan dan efektif, serta lebih simpel serta fokus dalam berbagai koordinasi, konsolidasi, dan mobilisasi.
Berbeda dengan begitu banyaknya partai pendukung Machfud-Mujiaman yang membuat segala koordinasi, konsolidasi, dan mobilisasi menjadi lebih kompleks. Akibatnya menimbulkan banyak risiko faksionalitas dan uncoordinated hingga munculnya kasus video "Hancurkan Risma".
5. Eri Cahyadi Sosok Paling Pembeda
Ya, Eri menjadi sosok paling pembeda di antara empat kandidat yang ada. Paling muda, good looking, dan relatif terlihat paling memahami serta menguasai tata kelola pemerintahan Surabaya dengan background-nya sebagai ASN Pemkot dan kepala Bappeko Surabaya.
6. Eri-Armuji Lebih Kuasai Panggung Debat
Debat publik yang menunjukkan penguasaan data dan masalah pada pasangan Eri-Armuji jauh lebih komprehensif dibanding Machfud-Mujiaman, sedikit banyak memberi andil pada pergerakan swing voters karena pemilih surabaya relatif lebih rasional.
7. Pemilih Tak Tergoda Hoaks dan Politik Uang
Pemilih Surabaya yang relatif rasional dan well informed tidak mudah dipengaruhi dengan berbagai opini, jargon, slogan, informasi koaks, bahkan sembako dan uang.
Pemilih rasional dan well informed cenderung information seeking, berusaha mencari sendiri informasi tentang para kandidat melalui berbagai sumber informasi, sehingga pemilih ini memiliki preferensi yang mencukupi untuk menentukan pilihannya.
8. Simbolisasi dan dukungan Nahdliyin
Pasangan Eri-Armuji mampu mengawinkan simbolisasi ideal nasionalis-religius dengan berhasilnya Eri Cahyadi menampilkan simbolisasi dirinya sebagai Nahdliyin alias warga Nahdlatul Ulama (NU).
Baik melalui ziarah ke berbagai makam, istighotsah, pengajian, maupun doa saat closing debat publik kedua. Disamping itu dukungan jejaring NU di level kota juga menjadi faktor yang tentu tidak bisa diabaikan begitu saja.
ยป Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya