Ekonom Unair: Urusan Perut Tak Bisa Tunggu UU Cipta Kerja
KREATIF DI TENGAH PANDEMI: Dien Mardhiyah, masyarakat harus kreatif di tengah pandemi Corona dan new normal. | Foto: IST
SURABAYA, Barometerjatim.com RUU Cipta Kerja (Ciptaker) diniatkan pemerintah untuk memudahkan investasi. Dengan investasi yang besar, maka tenaga kerja akan mudah terserap sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.
Terlebih di tengah pandemi Corona (Covid-19) yang berimbas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Belum lagi pekerja yang dirumahkan dan tak jelas akankah dipekerjakan kembali atau justru menyusul di-PHK.
Di Jatim saja, data Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) mencatat, per 29 Mei 2020 ada 231 perusahaan melakukan PHK terhadap 6.900 karyawan serta 607 perusahaan merumahkan 34 ribu pekerja.
Lantas, perlukan pengesahan RUU Cipta Kerja dipercepat, terlebih pemerintah sedang menyiapkan pola new normal untuk 'berdamai' dengan Covid-19 agar semuanya tetap berjalan produktif?Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Dien Mardhiyah berpendapat, di saat pandemi ini masyarakat harus dapat berpikir kreatif atas apa yang ada.
"Kita tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah, karena memang mekanisme penyusunan RUU Cipta kerja yang memfasilitasi tersedianya lapangan pekerjaan, membutuhkan waktu tidak sebentar karena pasti membutuhkan kajian dan lain-lain," katanya di Surabaya, Senin (8/6/2020).
Masyarakat, menurut Dien, perlu memutar otak dan berpikir kreatif untuk memanfaatkan peluang atas kondisi yang ada. Sehingga dapat dilihat usaha-usaha kreatif bermunculan menanggapi kondisi pandemi ini.Seperti bisnis masker yang memfasilitasi urusan fashion, alat-alat kesehatan, kuliner yang banyak dioptimalkan saat kondisi 'normal' hingga konsultan disain yang semuanya berbasis online.
"Intinya masyarakat harus berpikir kreatif dan optimis menghadapi new normal, karena urusan perut enggak bisa menunggu pengesahan UU Cipta Kerja. Jika nanti ada UU Cipta kerja, anggap saja bonus," kata Dien.
Dien juga menekankan, bukan apa yang diberikan negara kepada masyarakat, tapi apa sumbangsih masyarakat buat bangsa karena pandemi membuat segala sesuatunya berjalan tidak normal, tapi harus tetap survive dalam kondisi new normal."Ibarat oksigen saat kita di pesawat kondisi darurat, kita harus menghirupnya dahulu sebelum memasangkan ke orang lain. Artinya jika bisa survive, kita akan bisa membantu saudara kita yang lain yang lebih membutuhkan," tandasnya.
» Baca Berita Terkait Wabah Corona