Eri Cahyadi Lelang Kursi Kadis Penanaman Modal Surabaya, Ada yang Janjikan Rp 42,69 T!

Reporter : -
Eri Cahyadi Lelang Kursi Kadis Penanaman Modal Surabaya, Ada yang Janjikan Rp 42,69 T!
JANJIKAN Rp 42 T: Lasidi paparkan visi-misi lelang jabatan kursi Kepala DPM-PTSP Surabaya di hadapan Eri Cahyadi. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi melelang jabatan sejumlah kepala dinas, salah satunya kursi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP).

Sekretaris DPM-PTSP Surabaya yang ikut lelang jabatan, Lasidi menjanjikan capaian target investasi Rp 42,69 triliun pada 2025 andai terpilih menjadi Kepala DPM-PTSP. Jika gagal, siap dicopot. Hal itu disampaikannya saat pemaparan proposal di hadapan Eri dan sejumlah panelis, Kamis (6/3/2025).

Namun salah seorang panelis, Prof Joni Hermana menilai capaian target yang dijanjikan Lasidi justru cenderung menurun karena investasi DPM-PTSP selama ini sudah baik sekali. Bahkan beberapa bagian target indikator kinerja sudah melebihi 100 persen.

“Sehingga ketika bapak mengatakan wah saya berani dicopot kalau tidak mencapai Rp 42,69 triliun tahun ini, pasti kecapai soalnya. Kenapa saya katakan demikian? Karena tahun 2023 (capaian target) Rp 37,57 triliun, terus kemudian tahun 2024 Rp 40,47 triliun. Artinya pada waktu itu target yang harus bapak capai Rp 3 triliun dan bapak sudah capai,” katanya.

“Perbedaan sekitar Rp 3 triliun ya kurang lebih dan bapak bisa capai. Sekarang malah turun mintanya jadi cuma Rp 2 triliun. Artinya, dalam kondisi yang sudah lari seperti ini sebetulnya sudah bagus DPM-PTSP ini. Bapak seolah-olah targetnya diturunkan, sehingga secara prinsip pasti tercapai ini,” sambungnya.

Selebihnya, Prof Joni sepakat dengan visi-misi maupun inovasi yang dilakukan Lasidi dalam proposalnya, termasuk sistem layanan terpadu. Menurutnya, hal itu sudah sangat baik bahkan ada beberapa inovasi yang dilakukan kembali.

“Tapi dalam proses pengelolaan modal ini, saya melihat cenderungnya masih pasif gitu. Bukan pasif, responsif lha ya. Jadi nunggu gitu sifatnya itu. Nah, bisa enggak lebih proaktif dan targetnya dinaikkan. Wani gak?” tantangnya.

Artinya, tandas Prof Joni, potensi DPM-PTSP untuk menaikkan target masih ada. Selain itu, sangat tergantung dengan 135 SDM/pegawai (terdiri dari 35 ASN dan 100 non-ASN) yang dimiliki.

“Nah, saya belum melihat bagaimana bapak memberdayakan staf bapak yang 135 ini agar mereka berani, jangan hanya bapak yang berani. Bapaknya wani tapi staf di lapangannya lambat ya percuma saja. Bapak malah yang jantungan nanti karena target enggak tercapai. Perlu ini, bagaimana upaya bapak dalam memberdayakan staf bapak supaya sama-sama berani,” katanya.

Target Dinaikkan Ndredeg

MELESAT: Capaian nilai investasi Surabaya dalam tiga tahun terakhir, naik dari tahun ke tahun. | Sumber: DPM-PTSPMELESAT: Capaian nilai investasi Surabaya dalam tiga tahun terakhir, naik dari tahun ke tahun. | Sumber: DPM-PTSP

Eri Cahyadi kemudian mempertegas penilaian Prof Joni. Kalau tahun sebelumnya capaian target investasi naik Rp 3 triliun, kenapa hari ini malah turun menjadi Rp 2 triliun.

“Kalau menjadi kepala dinas, njenengan berani tidak menaikkan target itu minimal sama dengan tahun kemarin Rp 3 triliun atau 4 triliun, sehingga itulah jawaban dari proaktif kita. Kalau menunggu, responsif, nunggu, maka yang akan tercapai itu. Biasanya kepala dinas itu kan terget dinaikkan ndredeg,” kata Eri.

“Berarti salah satu keberanian dan komitemen dari kepala dinas itu adalah terkait dengan target, saya wani pak dengan cara begini.. begini. Lha tantangan Prof Joni tadi njenengan berani atau tidak, wes ngono (gitu aja) pak,” sambungnya.

Lasidi yang juga menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPM-PTSP Surabaya menjawab, sebenarnya pihaknya sudah proaktif, bahkan jarang di kantor karena keliling mendampingi siapa yang butuh perizinan maupun yang kesulitan. Termasuk keliling ke kelurahan dan pelaku usaha.

“Kita selalu keliling. Jadi tidak tampak di situ (slide) karena itu inovasi, yang rutinitas tidak ditulis di situ. Kita akan lebih proaktif lagi mencapai itu,” katanya.

Lalu soal capaian target, Lasidi menyebut sudah direncanakan sampai 2045. Jadi sudah ada target per tahunnya. Dia bahkan mengklaim lebih tinggi dari target provinsi maupun pusat.

“Jadi ini memang sudah tinggi, karena memang ya kan tidak selalu semua usaha itu meningkat terus. Kadang ada yang stagnan juga,” ujarnya.

Jawaban Lasidi kemudian dipotong Prof Joni. Kalau alasannya lebih tinggi dari provinsi dan pusat memang betul, tapi situasi di Surabaya lain karena capaian sebelumnya sudah jauh melebihi dari yang ditargetkan.

“Sehingga wajar kalau dari target sebelumnya yang sudah ditetapkan sampai 2045, menurut bapak ini bisa ditingkatkan lagi. Misalnya sudah ditetapkan Rp 42,7 triliun, tapi menurut saya ini bisa naik lagi sampai ke sekian,” ujarnya.

“Tapi itu tidak menjadi posisi ketika tidak tercapai bapak tidak dicopot, yang Rp 42 triliun ini kontraknya. Artinya di situ ada semangat,” sambungnya.

Yakin Bisa Rp 44 Triliun

KOMITMEN: Jika terpilih menjadi Kepala DPM-PTSP, Lasidi siap mundur jika gagal capai terget. | Sumber: DPM-PTSPKOMITMEN: Jika terpilih menjadi Kepala DPM-PTSP, Lasidi siap mundur jika gagal capai terget. | Sumber: DPM-PTSP

Merespons Prof Joni, Lasidi menyampaikan kinerja DPM-PTSP bagus karena memang digenjot untuk mencapai target tersebut.

“Kalaupun itu nanti targetnya Rp 42 triliun tapi kita mendapatkan Rp 45 triliun kan ya alhamdulillah, lebih baik lagi. Semangatnya untuk bisa meningkatkan itu, karena pada 2045 itu tergetnya menjadi Rp 53 triliun, jadi tiap tahun naik,” ujarnya.

“Keyakinaan saya pak, jadi tahun ini itu akan mendapatkan sekitar Rp 44-45 triliun. Dengan target Rp 42 triliun tadi dapatnya Rp 44 triliun,” imbuh Lasidi.

Panelis lainnya, Prof Fendy Suhariadi melihat belum ada semacam evaluasi terkait capaian target tahun sebelumnya. Dia mencontohkan misalnya dengan strategi tertentu berhasil, tapi dengan strategi lainnya tidak berhasil. Jadi akhirnya kelihatan tidak responsif. Begitu juga dengan capaian target Rp 42 triliun setelah ditekan baru berani Rp 44 triliun.

“Akhirnya njenengan berani dengan keyakinan, oh yakin bisa. Tapi kalau saya tanya datanya mana yakin bisa, ndak bisa menunjukkan. Itu yang saya lihat agak lemahnya di evaluasi dari strategi kemarin,” kata profesor yang juga Ketua Program Studi S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Pascasarjana dan Dosen Senior di Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.

Pelindo Belum Digarap

TEBUS Rp 40,48 T: Target dan capaian realisasi investasi Surabaya pada 2024, tembus Rp 40,48 triliun. | Sumber: DPM-PTSPTEBUS Rp 40,48 T: Target dan capaian realisasi investasi Surabaya pada 2024, tembus Rp 40,48 triliun. | Sumber: DPM-PTSP

Eri Cahyadi menambahkan, jika akhirnya Lasidi yang dipilih menjadi Kepala DPM-PTSP diminta untuk melakukan evaluasi dengan para ahli. Jangan pernah berhenti untuk mencari ilmu dan jangan pernah berhenti melakukan evaluasi dalam mencapai tujuan.

Lha lek jenangan teko (target anda dari) Rp 40 triliun jadi Rp 42 triliun saya senang sih naik Rp 2 triliun. Tapi harapan saya dengan njenegan melakukan evaluasi dengan Prof Fendy dan Prof Joni tadi yang memberikan masukan, moga-moga bisa jadi Rp 44 triliun. Nah itu baru luar biasa,” katanya.

Soale nang kene iki gede lho (potensi di Surabaya masih besar). Ada namanya Pelindo, pelabuhan itu kita belum bisa mendapatkan apa-apa. Nah itu mungkin bisa diapakan. Jadi kalau Rp 42 triliun bisa jadi Rp 44 triliun, Rp 55 triliun, itu baru namanya Pak Lasidi luar biasa menjadi Kepala DPM-PTSP yang mengalahkan Kepala DPM-PTSP sebelumnya. Wis tak tunggu janjine (sudah.. saya tunggu janjinya), tapi Rp 40 triliun dadi (jadi) Rp 42 triliun,” ucap Eri.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.