Lebih Berbahaya HTI atau PKI CICS: HTI Masih Kenal Dosa

Reporter : barometerjatim.com -
Lebih Berbahaya HTI atau PKI CICS: HTI Masih Kenal Dosa

BAHAYA PKI: Arukat Djaswadi tunjukkan buku-buku terkait kekejaman dan bahaya PKI. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometerjatim.com Setiap 30 September, Partai Komunis Indonesia (PKI) seolah menjadi 'tradisi' yang terus dipolemikkan. Belakangan, malah dibandingkan dengan organisasi yang sama-sama dilarang: Hizbut Tahir Indonesia (HTI).

Tapi sebenarnya, lebih berbahaya HTI atau PKI? Saat ditanyakan kepada Ketua Center for Indonesian Community Studies (CICS), Arukat Djaswadi, begini jawabannya:

"Saya tidak mengatakan khilafah tidak bahaya, tapi khilafah kan masih mengenal dosa? PKI kenal dosa enggak? Kalau HTI masih kenal dosa, ada Tuhannya, coba PKI," katanya usai Nobar film pengkhianatan G30S/PKI di Aula Museum NU, Surabaya, Senin malam hingga Selasa dini hari (30/9-1/10/2019).

Bahaya PKI, menurut Arukat, sudah ditunjukkan dengan beberapa kali pemberontakan yang disertai pembantaian, terutama terhadap para kiai Nahdlatul Ulama (NU).

"Gimana (enggak bahaya PKI)? Tahun 1926 memberontak, lalu 1948 dan diulangi lagi pada 1965, yang mati berapa kiai? Itu yang dibunuh kiai kita semua," tegasnya.

"Data, saya ada semua. Itu bukan mengada-ada, saya bisa membuktikan. Lalu di jalur politik, TAP MPR yang minta dicabut siapa? Kan orang PKI toh! Gugatan class action siapa yang ke pengadilan, ya orang PKI, bukan NU (Nahdlatul Ulama)," paparnya.

Lantas siapa yang akan meneruskan perjuangan Arukat, mengingat usianya kini sudah 71 tahun?

Dia mengaku sudah mempunyai jaringan di setiap daerah, di kabupaten/kota, anak-anak muda yang akan terus mengadang PKI yang dinilanya berupaya bangkit lagi. "Kalau ndak yang muda, lalu siapa?" ucapnya.

Arukat juga menegaskan, pemutaran film G30S/PKI sangat penting karena generasi muda harus ditunjukkan fakta sejarahnya. "Kalau orangnya masih hidup masih bisa ditanya, lah kalau sudah mati ya filmnya yang ditunjukkan," katanya.

Soal ada sebagian pihak yang menyebut film G30S/PKI penuh rekayasa, Arukat tak mempersoalkan. "Ah itu biasa, politik ya begitu. Mana ada maling ngaku, enggak mungkin," pungkasnya.

ยป Baca Berita Terkait PKI

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.