Kiai Maruf: NU Ikut Berteriak, Negara Bisa Kacau

SEMINAR KEBANGSAAN: KH Ma'ruf Amin (kiri) dan KH As'ad Said Ali (tengah) menjadi pembicara dalam seminar kebangsaan dalam rangkaian Haul Agung ke-568 Sunan Ampel di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, Kamis (11/5). | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY
SURABAYA, Barometerjatim.com "NU itu besar. Kalau NU ikut-ikut berteriak dan terbakar, negara bisa kacau. Maka dari itu, NU tetap harus tenang, santun dalam menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan."
Penegasan tersebut disampaikan Rais Aam PBNU, KH Ma'ruf Amin saat menjawab pertanyaan salah seorang peserta seminar dan bahtsul masail kebangsaan di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, Kamis (11/5).
Peserta tersebut menilai NU kurang merespon berbagai permasalahan kebangsaan yang terjadi belakangan ini. Bahkan ada sejumlah fungsionaris NU memilih bergabung dengan aksi yang dilakukan Ormas lain.
Kiai Ma'ruf hadir sebagai pembicara bersama Wakil Ketua PBNU masa khidmat 2010-2015, KH As'ad Said Ali. Seminar ini digelar dalam rangkaian Haul Agung ke-568 Sunan Ampel.
Lantaran NU Ormas besar, lanjut Kiai Maruf, warga NU diminta tak terpancing dalam menyikapi beragam persoalan yang terjadi di tanah air. Tanpa berteriak, katanya, pemerintah dan elemen masyarakat sudah pasti mendengar aspirasi NU.
Baca: Respons Kondisi Bangsa, Kiai NU Gelar Istighotsah Kubro
"(Warga NU) nggak usah berteriak, deham saja pemerintah kalang-kabut," ucap kiai yang juga ketua umum MUI tersebut. "Orang NU tidak usah kemana-mana, tetap saja di NU."
Sementara juru bicara panitia pelaksana, Ahmad Asyhar Shofwan mengatakan, NU adalah Ormas yang menyebarkan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah dengan cara dakwah ala Wali Songo. "Dakwah yang dipraktikkan NU dengan cara yang baik serta menghargai keragaman," katanya.
Menurut Asyhar, rumusan tentang persaudaraan seiman (ukhuwah Islamiyah), kebangsaan (ukhuwah wathaniyah) dan hubungan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah) dijaga betul oleh NU dalam upaya menempatkan diri sebaik-baiknya di tengah kemajemukan bangsa.