PWNU Jatim: Mending Kepsek Agak Goblok tapi Pancasila Pol

Reporter : barometerjatim.com -
PWNU Jatim: Mending Kepsek Agak Goblok tapi Pancasila Pol

KH Marzuki Mustamar, radikalisme di sekolah tak hanya muncul tapi banyak. | Foto: Barometerjatim.com/roy hsKH Marzuki Mustamar, radikalisme di sekolah tak hanya muncul tapi banyak. | Foto: Barometerjatim.com/roy hs
KH Marzuki Mustamar, radikalisme di sekolah tak hanya muncul tapi banyak. | Foto: Barometerjatim.com/roy hs

SURABAYA, Barometerjatim.com Kunjungan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa ke Pengurus Wilayah Nahadlatul Ulama (PWNU) Jatim, Senin (25/2/2019), dimanfaatkan sejumlah kiai yang hadir untuk memberikan masukan. Salah satunya terkait radikalisme di kalangan pelajar SMP dan SMA.

"Kita tetap minta supaya, kan enggak Bu Khofifah tok kan. Ya BIN, ya kepolisian dan macam-macam, sama Muhammadiyah juga, bereng-bareng mengawasi, menangani. Jangan sampai di masjid-masjid, sekolah-sekolah, dipakai sarang untuk netesne (menelorkan) ide-ide radikalisme," kata Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar.

Apa memang radikalisme sudah muncul di tingkat sekolah? Ya enggak muncul tok, akeh (banyak)! Karena mereka yang di perguruan tinggi tetap membina adiknya. Nah, kadang kepala sekolah (Kepsek) itu terlalu ngejar akreditasi, ngejar karir, kurang perhatian terhadap begitu-begitu (radikalisme)," jelasnya.

Karena itu, Kiai Marzuki minta dengan sangat agar lebih selektif dalam memilih Kepsek. Salah satu poinnya, yakni kepedulian Kepsek terhadap kewaspadaan dini mengenai apapun terhadap ancaman keutuhan negara.

"Itu bagian dari penilaian, poinnya harus tinggi. Mending kepala sekolah rodok goblok titik (agak goblok sedikit), tapi Pancasila pol, iya kan?" tandasnya.

Peran Dindik Jatim

Sementara menanggapi masukan dari Kiai Marzuki, Khofifah menuturkan, menghadapi tantangan idiologis yang dihadapi keberlangsung oleh NKRI, diharapkan Dinas Pendidikan (Dindik) Pemprov Jatim akan memberikan peran yang lebih strategis.

"Lebih fokus, bagaimana sesungguhnya pikiran-pikiran moderasi dan tolerasi, dibangun bersamaan dengan penguatan spiritualitas dan penguatan religiusitas," katanya.

Menurut Khofifah, hal itu akan menjadi bagian penting, betapa generasi muda akan menjadi bagian dari keberlanjutan kepemimpinan nasional.

"Maka bagaimana memahami keberagaman dalam sebuah harmoni itu menjadi bagian penting," tandas perempuan yang juga ketua umum PP Muslimat NU tersebut.

ยป Baca Berita Terkait Khofifah, PWNU Jatim

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.