Gali Kemaritiman, Ansor Brondong Teladani Kiai Baqir Adelan

PENGHARGAAN: Moh Marzuqi (kiri) memberikan piagam penghargaan kepada narasumber dalam Seminar Maritim Kepemudaan Ansor Brondong, Lamongan, Minggu (2/12). | Foto: IST
LAMONGAN, Barometerjatim.com Pemuda Ansor di kawasan Pantura Lamongan, terutama di Kecamatan Brondong, diharapkan berperan lebih aktif dalam menggali potensi kemaritiman.
Terlebih mendiang ulama karismatik Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah tersebut, KH Baqir Adelan dari Ponpes Tarbiyatut Tholabah Kranji, Paciran, telah memberi teladan bagaimana dia sangat lekat dan mengambil manfaat dari kemaritiman.
"Pemuda NU harus mampu mengambil manfaat maritim seperti yang pernah dicontohkan Kiai Baqir Adelan," ujar Syarif, aktivis NU Lamongan dalam Seminar Maritim Kepemudaan yang digelar PAC GP Ansor Brondong di Gedung MWCNU Brondong, Minggu (2/12).
Baca: Akhirnya, Banser dan Khatib Shalat Jumat Provokatif Islah!
Kiai Baqir, menurut Syarif, selain pengasuh Ponpes yang mengurusi ribuan santri, juga menjalani hidup ala Nabi Nuh As yang bersahabat dan memanfaatkan laut. "Beliau juga piawai membuat perahu nelayan," ucapnya.
Sementara Ketua PAC GP Ansor Brondong, Moh Marzuqi menuturkan, maritim harus menjadi pilar ekonomi masyarakat, karena laut merupakan sumber daya alam yang sangat besar di NKRI.
Baca: Hampir Setahun! Ansor Jatim Tanpa Ketua Hasil Konferwil
"Sehingga mampu menopang perekonomian keluarganya menjadi semakin makmur dan sejahtera," ujarnya.
Karena itu, untuk memberikan motivasi serta menambah wawasan terkait kemaritiman, Ansor Brondong mendatangkan narasumber dari Badan Maritim PWNU Jatim dan Lakpesdam NU Cabang Lamongan.
Jati Diri Bangsa
GALI KEMARITIMAN: Seminar Maritim Kepemudaan yang digelar PAC GP Ansor Brondong di Gedung MWCNU Brondong, Minggu (2/12). | Foto: IST GALI KEMARITIMAN: Seminar Maritim Kepemudaan yang digelar PAC GP Ansor Brondong di Gedung MWCNU Brondong, Minggu (2/12). Maritim jati diri bangsa Indonesia. | Foto: IST
Di sisi lain, Ketua Badan kemaritiman PWNU Jatim, Mahmud Musta'in yang hadir sebagai keynote speaker mengingatkan kembali, kalau 23 September ditetapkan sebagai Hari Maritim Nasional (HMN).
"Ini tanggal penting di bulan September, yang perlu kita rayakan dan peringati berkaitan dengan jati diri kita sebagai sebuah bangsa," katanya.
Penetapan 23 September sebagai HMN, kata Mahmud, merujuk pada Musyawarah Nasional (Munas) Kemaritiman pertama pada 1963 dan penetapan Bung Karno sebagai Nahkoda Agung Indonesia.
Baca: Konferwil Ansor Molor! Calon Ketua Tunggu Restu Khofifah?
"Kemudian pada 1964, sejarah mencatat pertama kali Indonesia memiliki Kementerian Maritim dengan Ali Sadikin sebagai menteri pertamanya," terangnya.
Jauh sebelumnya, semangat dan kesadaran Indonesia sebagai Bangsa Maritim, bahkan dibuktikan sejarah lewat Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. "Ini yang sedikit menggelitik benak saya, yaitu tentang kecintaan masyarakat Indonesia akan maritim," katanya.
Karena itu, Mahmud menegaskan kemaritiman bukanlah hal baru bagi bangsa Indonesia, tapi sudah menjadi jati diri bangsa.
» Baca Berita Terkait Nahdlatul Ulama, Lamongan