Dua Kelompok Massa Tuntut Teguh dan Henry Diadili

AKSI DUA KELOMPOK MASSA: Massa FPMB (foto kiri) serta massa FSPMI dan P3TB menggelar aksi di depan gedung PN SUrabaya, Senin (1/10). | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR
SURABAYA, Barometerjatim.com Hari-hari ini Pengadilan Negeri (PN) Surabaya riuh dengan 'pertarungan' Henry J Gunawan dan Tee Teguh Kinarto. Dua orang yang sebelumnya bermitra bisnis terkait pembangunan Pasar Turi, berubah menjadi seteru di meja hijau.
Seteru tak hanya berlangsung di ruang sidang, tapi nuansanya juga menjalar hingga ke luar gedung PN Surabaya yang tersirat dalam aksi demonstrasi dua kelompok massa.
Satu kubu, lewat Forum Peduli Masyarakat Bawah (FPMB) yang sudah lima kali dalam sebulan ini menggelar aksi, meminta Teguh Kinarto agar ditangkap dan diadili dalam kasus dugaan penipuan apartemen Sipoa.
Baca: Peluru Demo Korban Sipoa Ditembakkan ke Teguh Kinarto
Di kubu lain, muncul aksi dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Paguyuban Pedagang Pasar Turi Bersatu (P3TB), menuntut Henry Gunawan agar dihukum seberat-beratnya dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan Pasar Turi Baru.
Bahkan, kedua kelompok massa, Senin (1/10) hari ini, sama-sama menggelar aksi di depan gedung PN Surabaya. Aksi FSPMI yang diikuti seratus orang, menggelar aksi mulai pukul 11.00 hingga 12.30 WIB.
Baca: Lelah Berkasus, Henry Akan Serahkan Pasar Turi ke Pemkot
Koordinator Lapangan (Korlap) FSPMI dan P3TB, Tri Yudi Efendi dalam orasinya meminta Henry, bos Pasar Turi Baru yang diduga menggelapkan dana para pedagang agar dihukum yang berat.
Sebelumnya, dalam sidang pledoi, Kamis (27/9), Henry yang dituntut empat tahun penjara, meminta agar dibebaskan dari segala tuntutan dan berjanji akan menyerahkan Pasar Turi Baru ke Pemkot Surabaya. Setelahnya, diharapkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dibongkar agar Pasar Turi bisa beroperasi lagi.
Kerugian Disinyalir Rp 14 T
Sementara aksi yang dilakukan FPMB yang juga diikuti seratusan massa, dimulai pukul 14.30 hingga 16.00 WIB. Mereka menuntut Komisaris dan Dirut PT Solid Gold, Teguh Kinarto dan Tee Costarico (anak Teguh) agar diseret ke meja hijau dan diadili. PT Solid Gold adalah investor PT Bumi Samudra Jedine, perusahaan di bawah PT Sipoa Group.
Korlap FPMB, Cahyo dalam orasinya menyatakan total kerugian dalam kasus Sipoa sebesar Rp 14 triliun. Jumlah sebesar itu berasal dari dana masyarakat yang berhasil dihimpun. Namun hingga kini apartemen yang dijanjikan tak kunjung dibangun.
"Kasus ini jauh lebih besar dari kasus First Travel, baik dari sisi jumlah korban atau nominal nilai kerugian masyarakat," katanya.
Baca: Demo Bikin Macet! Puluhan Korban Sipoa Tagih Janji Yusril
Dia meminta agar penegak hukum menyeret dan mengadili Teguh Kinarto, yang hingga kini disebutnya belum tersentuh hukum. Baru dua anak buahnya, Budi Santoso dan Klemen Sukarno Candra (dua petinggi PT Sipoa) yang diadili di PN Surabaya.
"Kami menduga, Tee Teguh Kinarto telah mempermainkan hukum. Hal itu terlihat dari belum disentuhnya dalam kasus ini (Sipoa), meski dirinya sebagai orang yang paling bertanggung jawab dan menikmati uang penipuan," ucapnya.
- ALUR DEMO FPMB TERKAIT SIPOA
- Rabu, 12 September 2018: Massa FPMB mencegat Yusril Ihza Mahendra yang hendak mengikuti sidang di PN Surabaya. Yusril hadir di PN sebagai tim kuasa hukum Henry Gunawan dalam perkara Pasar Turi.
- Kamis, 20 September 2018: Massa FPMB menagih janji Yusril terkait kesediaanya melakukan pendampingan hukum terhadap korban Sipoa.
- Rabu, 26 September 2018: Massa FPMB meminta KPK turun tangan dalam perkara Sipoa. Mereka juga mengusung poster Tee Teguh Kinarto yang disebutnya sebagai dalang skandal Sipoa.
- Kamis, 27 September 2018: Massa FPMB ditemui Yusril dan berjanji akan menyeret aktor utama dalam kasus Sipoa ke pengadilan.
- Senin, 1 Oktober 2018: Massa FPMB kembali menuntut agar Teguh Kinarto diadili. Selain itu, untuk kali pertama FPMB mendapat demo 'tandingan' dari massa FSPMI dan P3TB yang menuntut Henry dihukum seberat-beratnya.