Tak Mau Ada Lagi Pesta Seks Gay di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Warga Tak Cuek!
SURABAYA | Barometer Jatim – Usai terungkap pesta seks sesama jenis atau gay di salah satu hotel, Pemkot Surabaya memperketat pengawasan di seluruh wilayah Kota Pahlawan.
Selain di hotel dengan menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga mendorong masyarakat agar aktif berperan dalam pengawasan lingkungan sekitar, termasuk apartemen dan tempat wisata.
“Kita sudah lakukan di tempat-tempat yang ada seperti hotel, apartemen. Yang lain kita kasih surat semua, sehingga tidak hanya di sini (hotel-apartemen) tapi bisa juga di tempat-tempat wisata,” ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Sabtu (25/10/2025).
Pengawasan efektif akan terwujud, tandasnya, jika warga juga memiliki kepekaan sosial terhadap situasi di lingkungannya.
"Maka di sinilah saya berharap, ketika ada orang menampilkan rasa kecurigaan, itu kita punya rasa empati," kata wali kota yang akrab disapa Cak Eri tersebut.
Dia mencontohkan kasus perdagangan anak atau trafficking, yang bisa dideteksi dan dicegah sejak awal bila masyarakat lebih peka.
"Kan biasanya kalau anak digandeng, kalau itu bukan orang tuanya, kan pasti kelihatan. Nah, itulah yang saya harapkan warga Surabaya ayo saling tulung-tulungan (saling membantu),” pesannya.
Eri menekankan pentingnya rasa peduli antarsesama sebagai bagian dari karakter warga Surabaya.
"Sehingga nanti kalau melihat yang seperti itu (peka), ini bukan aslinya, ini duduk temenan (bukan asli), kita harus punya rasa (empati) itu. Itu yang kita kuatkan di Surabaya,” katanya.
Menurutnya, Surabaya sebagai Kota Metropolitan tidak boleh kehilangan nilai kepedulian sosial.
"Kalau kita sudah gak punya rasa kepingin nolong orang, terus kita cuek semua, ya remek suwe-suwe Suroboyo (Ya hancur lama-lama Surabaya)," imbuhnya.
Sebelumnya Ketua Harian PHRI Koordinator Wilayah Surabaya, Firman Sudi Permana menegaskan pihaknya siap menindaklanjuti arahan Eri untuk memperketat pengawasan di industri perhotelan.
"Kami dari PHRI sudah ada komitmen. Alhamdulillah, kami diberi kesempatan oleh Pak Eri untuk menerima masukan, karena dampaknya bukan hanya dari sisi pariwisata tapi juga budaya dan citra kota,” ucapnya.
Menurut Firman, kasus seperti pesta seks sesama jenis di hotel bisa menurunkan tingkat okupansi dan menimbulkan pertanyaan soal keamanan Surabaya.
"Makanya kami akan mempertajam sistem pengawasan, mulai dari keamanan, resepsionis, hingga semua aspek hotel agar lebih waspada,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya akan segera membuat surat edaran ke seluruh anggota PHRI untuk memperketat pengawasan dan meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Pemkot Surabaya.
"Kalau ada indikasi sesuatu yang tidak normal, misalnya jumlah tamu terlalu banyak dalam satu kamar, itu harus segera dicegah. Bisa langsung lapor ke CC 112 seperti disampaikan Pak Wali Kota," katanya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur