Menteri BUMN Janjikan Desa Sendangharjo Kawasan Melon

PETIK MELON: Menteri BUMN, Rini Soemarno petik melon di Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong, Lamongan, Kamis (27/9). | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR
LAMONGAN, Barometerjatim.com Kedatangan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ke Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong, meninggalkan 'oleh-oleh'. Dia berjanji kan menjadikan desa tersebut sebagai kawasan budi daya Melon.
Langkah awal akan dimulai dengan pembuatan green house bagi pembudidaya melon di Sendangharjo. Green house ini nantinya akan menjadi prototype bagi pengembangan kawasan budi daya melon.
Sebab, selama ini, jika tanaman melon terserang hama, seluruh tanaman tidak akan bisa menghasilkan. Nah, harapan agar bisa mengurangi serangan hama akan dilakukan melalui green house ini.
Baca: Narkoba Menggila, PMII Lamongan: Satlak P4GN Lemah!
Rini berkunjung ke Sendangharjo, karena ingin melihat sendiri hasil tanaman melon di desa ini. Terutama dari salah satu petani melon Qomaruzzaman (Qomar). Meski tuna daksa karena memiliki keterbatasan di tangannya, Qomar sukses membudidayakan melon.
Saya senang melihat keberhasilan petani di Sendangharjo. Ini seperti harapan Bapak Presiden (Joko Widodo), agar petani bisa menjadi lebih baik, ujarnya.
Baca: Ditanya soal Jokowi, Menteri BUMN Salah Masuk Mobil
BUMN, kata Rini, diberi tugas Jokowi untuk meningkatkan pendapatan petani. Salah satunya mendirikan green house bagi petani melon di Sendangharjo. Selain itu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama akan diberdayakan lewat mitra BUMDes Nusantara.
BUMDes ini nantinya akan didorong untuk membuat berbagai unit usaha, termasuk untuk membeli produk dari petani. Selama ini produk petani kita sudah bagus, tapi kesulitan untuk mendapatkan harga yang bagus, katanya.
Kekuatan BUMDes
Pemberdayaan BUMDes ini seiring dengan upaya yang sudah dilakukan Bupati Lamongan, Fadeli. Menurut Fadeli, saat ini seluruh desa di Lamongan sudah memiliki BUMDes.
Dari 462 BUMDes, 45 di antaranya dikategorikan maju karena sudah memiliki lebih dari tiga unit usaha. Kemudian 221 BUMDes masuk kategori berkembang karena memiliki dua unit usaha, dan 196 sisanya perintis karena baru didirikan.
Baca: Sidak Dewan: Lapas Lamongan Overload dan Minim Air Bersih
Penyertaan modal di BUMDes juga cukup tinggi. Pada 2015 baru sebesar Rp 504 juta, kemudian naik menjadi Rp 6 miliar pada 2016, Rp 6,5 miliar pada 2017 dan menjadi Rp 12,4 pada 2018.
Kami berharap, upaya meningkatkan kesejahteraan melalui BUMDes ini bisa mendapat sentuhan dari BUMN. Khusus Sendangharjo, besar harapan kami dan para petani, agar bisa dijadikan kawasan budi daya melon, kata Fadeli.