Pelopor Revolusi Transportasi Inklusif, Surabaya Kenalkan 9 Inovasi!

SURABAYA | Barometer Jatim – Pemkot Surabaya terus berkomitmen menjadi pelopor revolusi transportasi yang cerdas, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia.
Hal ini dibuktikan melalui program Inovasi Suroboyo (Inovboyo) kategori Perhubungan. Sebanyak 9 terobosan telah diluncurkan dari total 324 inovasi yang diajukan seluruh Perangkat Daerah (PD), DPRD, RSUD, kecamatan, dan kelurahan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappendalitbang) Surabaya, Irvan Wahyudrajat mengungkapkan, inovasi transportasi di Kota Pahlawan sudah dimulai sejak 2018 lewat Suroboyo Bus yang telah menjadi fenomena global dengan sistem pembayaran revolusioner menggunakan sampah plastik.
Lewat skema 5 botol plastik setara satu tiket bus, inovasi ini tidak hanya berhasil mengurangi sampah plastik di kota, tetapi juga membuat transportasi umum lebih terjangkau. Hasilnya, jumlah penumpang melonjak 3,37 kali lipat dari 513.142 orang (2018) menjadi 1.729.758 orang (2023).
238 Mata Elektronik
Selain itu, di balik kemudahan berlalu lintas Surabaya, terdapat 238 mata elektronik yang terus memantau kondisi jalan 24/7.
Sistem SITS (Surabaya Intelligent Transport System) dengan 180 sensor kamera traffic mampu mengatur lampu lalu lintas secara adaptif, artinya lampu merah-hijau menyesuaikan dengan kepadatan kendaraan secara real time.
Dampaknya sangat signifikan, waktu tempuh berkurang rata-rata 15-20 persen konsumsi bahan bakar hemat hingga 12 persen, dan tingkat stres pengendara menurun drastis.
“Kami juga mengembangkan sistem kendali bus priority untuk efisiensi berkendara, semakin mengoptimalkan mobilitas di Kota Surabaya,” kata Irvan, Kamis (17/7/2025).
Dia menandaskan, Surabaya menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan e-tilang sejak 2017. Dengan 53 kamera ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) dan 5 unit mobile, sistem ini mampu menangkap 200-300 pelanggaran per hari secara otomatis.
Dalam hal menerpkan transportasi inklusif, ucap Irvan, Pemkot Surabaya merangkul semua masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Dia menyebut bahwa ada beberapa aplikasi yang dibuat khusus untuk difabel, di antaranya inovasi Pagoda (Pengembangan Aplikasi Go-Bis untuk Pengguna Difabel) memungkinkan tunanetra menggunakan transportasi umum dengan mudah.
“Adapula aplikasi Go-Bis ini dilengkapi fitur suara yang menginformasikan posisi bus real-time dan memungkinkan pembelian tiket,” imbuhnya.
Tak hanya itu, fasilitas ramah difabel terintegrasi di seluruh moda transportasi umum, didukung oleh halte ramah difabel dengan ramp, guiding block, dan railing khusus, serta papan informasi Braille di dalam bus dan halte. Bahkan, papan petunjuk arah rute disertai huruf Braille turut membantu warga inklusi.
Dishub Hadirkan Sigap
Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya juga menghadirkan SIGAP (Sistem Informasi Gate Parkir) untuk meningkatkan efisiensi pencarian tempat parkir.
Pemkot Surabaya juga memanfaatkan area bawah jalan tol melalui program GETOL (GEsang Nisor Tol) di Kecamatan Jambangan, mengoptimalkan ruang publik untuk kebutuhan transportasi dan aktivitas masyarakat.
Irvan menambahkan, inovasi-inovasi perhubungan Surabaya telah mendapat pengakuan internasional, seperti UN-Habitat Award untuk transportasi berkelanjutan, ASEAN Smart Cities Network sebagai best practice, dan Sustainable Transport Award dari ITDP.
“Surabaya hari ini adalah bukti nyata bahwa transformasi kota melalui transportasi cerdas, inklusif, dan berkelanjutan bukanlah utopia. Kami terus berinovasi untuk memastikan setiap warga, tanpa terkecuali, dapat merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam mobilitas sehari-hari,” ujarnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur