Demo Bank Jatim Dibobol Rp 569,4 M: Khofifah Jangan Membisu Setiap Ada Kasus Korupsi!

SURABAYA | Barometer Jatim – Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) makin kencang menggelar aksi demonstrasi terkait kredit fiktif Rp 569,4 miliar Bank Jatim cabang Jakarta. Kali ini, Kamis (24/4/2025), aksi digelar di dua tempat yakni di depan kantor pusat Bank Jatim dan Gedung Negara Grahadi.
Dalam aksinya di depan kantor pusat Bank Jatim, Jalan Basuki Rahmat Surabaya, Jaka Jatim mengusung spanduk besar bergambar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Komisaris Independen Bank Jatim, M Mas'ud Said beserta tujuh jajaran direksi diserta tulisan "stop korupsi".
Massa juga membakar ban, sambil tak henti-hentinya berorasi agar jajaran direksi, komisaris, serta gubernur diadili karena dinilai turut bertanggung jawab atas pembobolan Bank Jatim lewat kredit fiktif Rp 569,4 miliar di cabang Jakarta.
“Kobaran api ini menunjukkan, bahwa rakyat Jatim betul-betul marah kepada Bank Jatim. Silakan rakyat Jatim semuanya melihat apa yang terjadi di Bank Jatim. Ini Bank Jatim hanya dijadikan alat untuk tindak pidana korupsi,” teriak berapi-api Koordinator Jaka Jatim, Musfiq.
Jaka Jatim mendesak, kasus korupsi kredit fiktif jangan hanya berhenti di empat tersangka, seakan-akan kantor pusat Bank Jatim juga menjadi korban.
BERSUARA: Musfiq, Khofifah jangan membisu setiap ada kasus besar dugaan korupsi | Foto: Barometerjatim.com/RQ
Diketahui, empat orang ditetapkan Kejati DKI Jakarta sebagai tersangka dalam kredit fiktif Bank Jatim. Yakni Kepala Bank Jatim cabang Jakarta, Benny; Pemilik PT Inti Daya Group, Bun Sentoso; Direktur PT Inti Daya Rekapratama, Agus Dianto Mulia; dan karyawan Bun Sentoso, Fitri Kristian.
“Ini seolah-olah Bank Jatim cuci tangan dan mengakui, bahwa Bank Jatim juga korban dari mereka, lucu! Tidak seperti itu manajemen keuangan,” ujar Musfiq.
Tidak mungkin, tandasnya, Bank Jatim cabang Jakarta mengeluarkan uang hingga setengah triliun tanpa persetujuan direksi dan komisaris. Khofifah juga diminta tidak membisu setiap ada kasus besar terkait dugaan korupsi.
"Usut tuntas jajaran direksi, usut tuntas jajaran komisaris. 100 persen mereka terlibat, 100 persen mereka ikut andil. Gubernur Jatim selaku pemegang saham pengendali, 51,13% di dalamnya jangan diam. Khofifah jangan bungkam setiap ada kasus besar,” teriak Musfiq.
USUT TUNTAS: Massa Jaka Jatim kembali gelar aksi di depan kantor pusat Bank Jatim. | Foto: Barometerjatim.com/RQ
"Ada kasus BOS, gubernur bungkam. Ada kasus korupsi lainnya, gubernur bungkam. Kapan mau menyejahterakan rakyat Jatim, kalau ada kasus-kasus besar gubernurnya tidur, gubernurnya diam. Jangan-jangan terlibat di dalamnya kawan-kawan, betul?” sambungnya.
Pemilihan komisaris maupun direksi, tandas Musfiq, yang menentukan tetap campur tangan gubernur. Maka ketika ada persoalan di Bank Jatim, seharusnya gubernur bersuara keras agar diusut tuntas.
“Suara gubernur harus lantang. Mana suaranya eksekutif Jatim, mana suara gubernur kok diam ketika ada kejadian seperti ini, layak tidak?” ucap Musfiq.
Karena itu Musfiq mengajak Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman dan Komisaris Independen, M Mas’ud Said diskusi di hadapan demonstran agar rakyat Jatim tahu kebobrokan Bank Jatim.
"Busrul Iman selaku direktur utama dan komisaris independen Mas’ud, wajib kalau mau diskusi di sini. Biar rakyat tahu, di sini banyak media dan yang live di medsos, biar rakyat Jatim tahu seperti apa kondisi Bank Jatim,” ucapnya.
Jaka Jatim bersikeras agar korupsi kredit fiktif diusut tuntas, karena Bank Jatim sudah menjadi bank terbuka (Tbk) alias milik rakyat.
"Tbk maka itu adalah milik rakyat, betul? Jangan sangka ini adalah milik nenek moyang anda, salah total," teriak Musfiq sambil mengacungkan jarinya kencang-kencang ke arah Bank Jatim.
KENCANG: Selain di Bank Jatim, Jaka Jatim juga menggelar aksi di depan Gedung Grahadi. | Foto: Barometerjatim.com/RQ
Setelah satu jam berorasi, massa Jaka Jatim mengakhiri aksinya dengan menyanyikan lagu "darah juang" dan "buruh tani" simbol semangat perjuangan demonstran. Setelah itu mereka bergerak ke Gedung Negara Grahadi.
Di depan Grahadi, massa Jaka Jatim membentangkan spanduk bergambar Khofifah disertai tulisan, “Korupsi terjadi di berbagai instansi Pemprov Jatim. Gubernur bungkam dan bisu atau jangan-jangan terlibat langsung di dalamnya. Gak bahaya ta!”.
Mereka kemudian menyampaikan tujuh tuntutan. Pertama, bongkar kerugian uang negara sebesar Rp 569,4 miliar terkait kredit fiktif dan pembobolan uang nasabah Rp 119 miliar di Bank Jatim, yang diduga mengalir ke beberapa pihak bahkan ke Gubernur Jatim.
Kedua, segera adili dan proses hukum yang terlibat dalam kasus tersebut, baik jajaran direksi, komisaris serta pejabat di lingkungan Pemprov Jatim. ketiga, stop jual beli jabatan di Bank Jatim mulai tingkat kepala cabang sampai jajaran direksi.
Keempat, pecat semua jajaran kepala cabang di 38 kabupaten/kota dan jajaran direksi serta komisaris Bank Jatim, dan segera melaksanakan RUPSLB. Kelima, diamnya gubernur Jatim adalah simbol keterlibatan di dalamnya. Kalau berpihak ke rakyat Jatim, segera bertindak.
Keenam, kasus korupsi dan pencucian uang di Bank Jatim hampir satu triliun, sangat tidak logis kalau pimpinan di Bank Jatim cuci tangan. Ketujuh, jika dalam waktu dekat Pemprov Jatim dalam hal ini gubernur tidak melakukan evaluasi dan pengusutan kasus ini, maka Jaka Jatim akan melaporkan ke pihak yang berwenang.
Setelahnya, mereka meneriakkan yel-yel agar Khofifah juga harus ditangkap dan diadili. “Tangkap, tangkap, tangkap gubernur sekarang juga,” teriak massa Jaka Jatim sambil mengakhiri aksinya.{*}
| Baca berita Bank Jatim. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur