PKB Curigai Ada Pihak Lain Terlibat Skandal Kredit Fiktif Bank Jatim Rp 569 M, Siapa Dia?

SURABAYA | Barometer Jatim – Anggota Komisi C DPRD Jatim, Nur Faizin tak main-main dalam menggulirkan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Bank Jatim buntut skandal kredit fiktif yang menelan kerugian hingga Rp 569,4 miliar.
Legislator asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku sudah melakukan diskusi dengan anggota lainnya, perihal pembentukan Pansus untuk membongkar tuntas komplotan yang menggerogoti BUMD milik Pemprov Jatim tersebut.
"Setelah melakukan diskusi dengan beberapa anggota ternyata responsnya positif, bahkan beberapa teman komisi mendukung untuk dibentuknya Pansus Bank Jatim," kata saat dikonfirmasi, Senin (10/3/2025).
Saat ini, tandasnya, tersisa pengajuan Pansus kepada pimpinan DPRD Jatim untuk selanjutnya dibahas dalam Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Jatim. "Setelah itu Pansus akan dibentuk dalam rapat paripurna atas usulan dari para anggota," ujarnya.
Menurut Nur Faizin, pihaknya mendorong pembentukan Pansus Bank Jatim karena lebih mudah. Hanya memerlukan kesepakatan dalam rapat paripurna tanpa syarat suara minimal.
"Dengan begitu Pansus Bank Jatim akan segera dibentuk, untuk selanjutnya bekerja melakukan pembahasan dan kajian terhadap kasus yang terjadi di Bank Jatim," ujarnya.
Sebelumnya, Nur Faizin mengaku cukup miris melihat kasus kredit fiktif yang menimpa Bank Jatim dengan angka sangat fantastis. Terlebih bukan kali ini saya kasus serupa terjadi di Bank Jatim.
Hingga kini, Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta telah menetapkan 4 orang sebagai tersangka dalam kasus skandal kredit fiktif Bank Jatim cabang Jakarta. Yakni Kepala Bank Jatim cabang Jakarta, Benny (BN); Pemilik PT Inti Daya Group, Bun Sentoso (BS); Direktur PT Inti Daya Rekapratama, Agus Dianto Mulia (ADM); dan karyawan BS, Fitri Kristian.
Namun politikus asal Madura itu meyakini, skandal kredit fiktif Bank Jatim tidak mungkin dilakukan segelintir orang. "Saya mencurigai ada pihak lain yang terlibat dalam kasus penggelapan 569,4 M," ujarnya.
Karena itu, demi melakukan penuntasan pengusutan kasus yang terjadi di Bank Jatim, pihaknya mengusulkan dibentuknya Pansus tersebut dengan harapan kejadian yang sama tidak terulang lagi.
"Saya kira wacana adanya Pansus menjadi langkah yang dapat membantu pemerintah dalam upaya menyelesaikan benang kusut yang menerpa BUMD Bank Jatim," ujarnya.{*}
| Baca berita Bank Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur