Munas Alim Ulama Bahas 6 Rekomendasi untuk Pemerintah
BAHAS RUMUSAN: Komisi Rekomendasi membahas enam persoalan penting terkait bangsa dalam Munas Alim Ulama dan Konbes Nahdlatul Ulama di Lombok, NTB, Jumat (24/11). | Foto: Ist
MATARAM, Barometerjatim.com Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) membahas enam persoalan penting lewat Komisi Rekomendasi, Jumat (24/11).
Dalam sidang yang diselenggarakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Quran Bengkel, Labuapi, Lombok Barat, Masduki Baidlowi sebagai pimpinan sidang komisi menjelaskan enam persoalan penting tersebut.
Yakni ekonomi dan kesejahteraan, penanggulangan radikalisme, sosial dan kesehatan, pendidikan, politik dalam negeri dan internasional, serta perdamaian Timur Tengah. Keenam persoalan tersebut dibahas untuk mengerucutkan tema besar Munas dan Konbes NU 2017 di NTB ini, jelas Masduki.
Baca: Khofifah: Urusan Pancasila Selesai Sejak Muktamar NU 1984
Sidang yang dihadiri para pengurus PWNU dari seluruh Indonesia ini menghadirkan sejumlah nara sumber di antaranya Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya); Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid; Komisioner Ombudsman RI, Ahmad Suaedy; Ketua Lembaga Pedidikan Maarif NU, KH Arifin Junaidi; serta Ketua PP Fatayat NU Anggia Ermarini.
Arahan Gus Yahya
Gus Yahya dalam arahannya menegaskan, NU sebagai jamiyah atau organisasi telah banyak berkiprah untuk kepentingan agama, bangsa, dan negara bahkan dalam skala global.
Forum Munas dan Konbes NU ini, menurut keponakan Gus Mus tersebut merupakan salah satu wadah untuk menghasilkan keputusan-keputusan penting.
Dia menyinggung persoalan radikalisme sebagai persoalan pelik yang sampai saat ini masih perlu pencegahan, baik secara ideologis maupun identifikasi hal-hal yang menjadi dampak timbulnya gerakan-gerakan radikal.
Bagi saya, penting untuk memahami persoalan radikalisme ini dari berbagai sisi, baik itu ekonomi, tatanan sosial, dan lain-lain, katanya.
Baca: Jangan Ngaku Ansor Jika Gagal Tunjukkan Ciri Keislaman
Gus Yahya sering melihat upaya propaganda radikal di berbagai kanal media. Kelompok radikal selalu menghadirkan dalil-dalil Al Quran dan hadits sebagai alat pembenaran gerakannya.
Jadi, penting bagi kita untuk memahami dalil-dalil agama dan akar persoalan radikalisme itu sendiri, terangnya.
Hingga berita ini ditulis, diskusi keenam item rekomendasi tersebut sedang dibahas secara serius untuk menghasilkan rumusan yang matang.