Pilwali 2020, PDIP Tak Punya Figur Sekuat BDH dan Risma

PDIP DI PILWALI SURABAYA: Whisnu (kanan), dinilai belum sekuat Bambang DH dan Risma. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS SURABAYA, Barometerjatim.com Dari tiga kali Pilwali Surabaya yang digelar secara langsung, PDIP begitu mudah meraih kemenangan karena figur yang diusung layak 'dijual'. Sekali lewat Bambang Dwi Hartono (BDH) dan dua kali bersama Tri Rismaharini alias Risma. "2005, PDIP kan punya Pak Bambang yang bisa dijual sehingga menang mudah. 2010 juga masih Pak Bambang. 2015 Bu Risma yang bisa dijual dan menang mudah," tutur mantan Ketua DPC PDIP Surabaya, Saleh Ismail Mukadar kapada Barometerjatim.com, Selasa (17/3/2020). "Nah, di 2020 ini enggak ada figur yg sangat kuat seperti beliau yang bisa kita jual gitu lho," sambung politikus yang juga Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Konstruksi Indonesia (Aspekindo) Jatim tersebut. Bagaimana dengan Whisnu Sakti Buana? Menurut Saleh, selama lima tahun menjadi wakil wali kota Surabaya mendampingi Risma, Whisnu tak diberi peran berarti. "Sehingga dia hanya jago di dalam. Di internal dia kuat, tapi di eksternal dia enggak kuat sebagaimana Pak Bambang dan Bu Risma dulu," tegasnya. Memang, tandas Saleh, Whisnu masih yang terkuat di PDIP. "Tapi kan yang saya katakan tadi (kuat di internal). Kalau di eksternal, di luar PDIP tidak menjual. Dia hanya bagus di dalam," katanya. Terlebih dari sejumlah hasil survei, elektabilitas Whisnu masih di bawah 40 persen, angka yang tak moncer untuk kandidat yang berstatus petahana. "Idealnnya (elektabilitas petahana) ya di atas 40 lah. Itu pun kita belum bicara persaingan lho. Kalau persaingan kuat, kan bisa lain lagi," ucap Saleh. Artinya, kalaupun PDIP mengusung kader organiknya yang mendominasi hasil survei seperti Whisnu belum jaminan bisa memenangi Pilwali Surabaya 2020? "Belum jaminan, karena itu tadi yang saya bilang kan (kandidat dari PDIP hanya kuat di internal), artinya banyak faktor," tuntas Saleh. ยป Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya