Bebaskan Diri dari Kemiskinan, Perjuangan Pelaku UMKM Jahit Bikin Eri Cahyadi Terenyuh!
SURABAYA | Barometer Jatim – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengapresiasi kegigihan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) jahit Sumber Mulia Barokah (SMB). Menurutnya, kerja keras mereka yang tergabung dalam koperasi Benang Emas tersebut patut dicontoh warga Surabaya.
Oara penjahit itu, tandas Eri, adalah warga Surabaya yang mengubah hidupnya secara mandiri sehingga menjadi jauh lebih baik.
“Hari ini kita diinspirasi oleh penjahit Benang Emas. Bagaimana tadi ada yang umur 60 tahun tidak mau mengharapkan bantuan, kerja dulu. Kemudian ada anak muda yang tidak bisa membayar UKT (Uang Kuliah Tungga) diberi beasiswa juga tidak mau, tapi meminta pekerjaan biar mendapatkan hasil. Ini kan menginspirasi,” katanya, Sabtu (13/4/2024).
Eri pun terenyuh hatinya, sebab masih ada warganya yang tidak menggantungkan bantuan tapi lebih memilih usaha demi mengubah nasib. Dia ingin mereka dapat menginspirasi para anak muda di Kota Pahlawan.
“Jadi saya berharap, nanti dapat memberikan contoh kepada anak muda-muda yang selama ini mendapatkan beasiswa. Nanti saya kumpulkan anak muda-anak muda ini, kemudian saya meminta kepada Mas Ali (Aliansah salah seorang penjahit) untuk berbicara,” ujarnya.
Di dalam UMKM SMB, kata Eri, juga ada single parents yang bergabung dan mampu hidup mandiri tanpa menunggu bantuan orang lain. Pun ada lansia 60 tahun yang tadinya tidak bisa menjahit, kini sudah memiliki keahlian.
“Karena itu saya selalu sampaikan Kampung Madani. Maka nanti saya akan kembali kepada lurah dan camat, serta RT/RW. Kalau yang diusulkan sebagai keluarga miskin atau pramiskin yang kita sentuh dengan pekerjaan dia tidak mau, maka akan saya coret dari bantuannya karena kalau tidak mau mengubah nasibnya saya tidak akan berikan bantuan,” paparnya.
MANDIRI: Eri Cahyadi tinjau hasil jahit UMKM SMB yang mengubah hidupnya lebih mandiri. | Foto: Barometerjatim.com/HPS
Rencananya, setelah Ramadan tahun ini Eri bakal mengumpulkan kembali lurah, camat, hingga RT/RW untuk membicarakan soal Kampung Madani. Kemudian, para penjahit Benang Emas ini akan menjadi contoh ke depannya.
Eri, para pelaku UMKM SMB Koperasi Benang Emas ini tak hanya mendapatkan penghasilan sendiri setiap bulannya, tetapi juga mendapatkan program Tahara (Tabungan Hari Raya) di lebaran tahun ini.
Tahara merupakan program tabungan yang dijalankan oleh Koperasi Benang Emas, sebagai tabungan sekaligus THR yang dapat diambil ketika lebaran kemarin.
Di lebaran tahun ini, 90 penjahit UMKM SMB Koperasi Benang Emas telah berhasil mengumpulkan Tahara sebanyak Rp 65 juta.
“Kesuksesan Padat Karya ini, selain menambah penghasilan keluarga miskin (gakin), mereka juga berhasil menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung dalam program Tahara,” imbuhnya.
Di samping itu, ada Aliansah yang berhasil mengubah hidupnya bahkan bisa melanjutkan kuliah dengan hasil kerja kerasnya selama bergabung di UMKM SMB.
Mahasiswa semester lima program studi Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini mengaku, tak ingin meminta kepada orang lain sebelum berusaha.
Dia juga tak ingin meminta bantuan beasiswa dari Pemkot Surabaya hanya untuk membayar UKT. “Kata Pak Eri, kita itu janganlah sampai meminta, misal beasiswa dari Pemkot atau yang lain. Tapi selagi kita masih mampu untuk bekerja, ya kita lakukan,” kata Ali, sapaan akrabnya.
Ali yakin, anak-anak muda Surabaya bisa bangkit dan mandiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain atau pemerintah ketika ingin mengubah nasib hidupnya.
“Rek, mumpung masih muda, dibanyakin pengalamannya semua dicoba. Seberapa pun cobaan yang datang, bakal ada rasa nikmat yang akan datang,” ucapnya.
Di samping Ali, ada Istiqomah yang kini nasibnya lebih baik dari sebelumnya ketika berjualan gorengan keliling. Perempuan 44 tahun itu mengaku kini terbebas dari status gakin, setelah ikut bekerja sebagai penjahit di UMKM SMB Koperasi Benang Emas.
Tak hanya terbebas dari status sebagai gakin, Istiqomah saat ini juga sudah terbebas dari utang sebanyak Rp 20 juta yang sempat melilitnya beberapa tahun lalu.
“Terima kasih kepada Pak Wali telah mendorong UMKM, supaya kita tidak tangan di bawah, kita tanganya di atas. Tidak meminta terus, dan kita bisa berkarya dan bekerja tanpa meminta bantuan,” ujarnya.
Ada pula Muslimah Nuraini yang kini bisa membiayai kuliah anaknya. Perempuan 60 tahun itu mengaku, sebelumnya sebagai penjual kue donat keliling dan tidak memiliki keahlian menjahit. Setelah ikut UMKM SMB Koperasi Benang Emas mendapatkan pelatihan hingga sekolah khusus menjahit.
Kini nasibnya mulai berubah, yang dahulu statusnya tercatat sebagai keluarga miskin sekarang telah bangkit hingga akhirnya terbebas dari kemiskinan.
“Dulu jualan donat sehari hanya dapat Rp 20.000, itu kalau habis semua, kadang kalau enggak habis ya rugi. Kalau ikut menjahit kan enggak ada rugi dan modal (uang), hanya modal tenaga,” ucapnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur