Forum Dosen Unair Tolak Gelar Doktor Kehormatan Muhaimin
DOKTOR KEHORMATAN: Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Airlangga Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY
SURABAYA, Barometerjatim.com Di tengah senyum Muhaimin Iskandar usai menerima gelar doktor honoris causa, Selasa (3/10), Forum Dosen FISIP Universitas Airlangga (Unair) justru menolak gelar kehormatan yang diberikan kepada Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
"Kami menyayangkan prosesnya yang tidak sehat dan tidak didahului prosedur internal yang berwibawa," kata Juru Bicara Forum Dosen FISIP Unair, Airlangga Pribadi di Gedung FISIP Kampus B Unair.
Forum bahkan segera membentuk panitia khusus investigasi yang melibatkan dosen dan mahasiswa kritis di luar struktur yang ada. Tim akan menyelidiki lebih lanjut terkait absennya prosedur civitas akademika yang sehat dan berwibawa di balik penganugerahan doktor kehormatan tersebut.
Baca: Mengejutkan, Wakil Dekan FKG Unair Diamankan Polisi
Bagi Forum Dosen FISIP Unair, tambah Airlangga, penganugerahan gelar doktor ini adalah perpaduan paling memprihatinkan dari kecenderungan pengelolaan universitas yang politis, tidak akademis dan tidak profesional akhir-akhir ini.
Penolakan ini sekaligus bagian dari keprihatinan luas civitas akademika yang meningkat karena beberapa kasus terakhir, termasuk karut marut penerimaan mahasiswa baru dan ELPT (English Language Proficiency Test) palsu.
Menanggapi hal ini, Muhaimin menyebut hal itu lumrah. "Pro dan kontra itu biasa. Akan saya jadikan sebagai pemacu untuk lebih banyak berjuang untuk bangsa," katanya.
Baca: Cak Imin Khawatir Masa Depan PKB, Bukan NU
Sebelumnya, politikus yang akrab disapa Cak Imin itu resmi menyandang gelar doktor honoris causa dari Unair Surabaya. "Selama 63 tahun berdiri, masih lima orang yang diberi gelar doktor honoris causa," kata Rektor Unair, Muhammad Nasih.
Keempat gelar doktor honoris causa sebelumnya diberikan kepada mantan Menteri Luar Negeri, Triono Wibowo; Mantan Menteri Perekonomian, Chaerul Tanjung; Gubernur Jawa Timur, Soekarwo; serta Peraih Nobel Ekonomi 2003, Prof Robert Fry III.