Beras di Jatim Mahal dan Langka! Khofifah Heran, Kadis Pertanian Ikut-ikutan Bingung

| -
Beras di Jatim Mahal dan Langka! Khofifah Heran, Kadis Pertanian Ikut-ikutan Bingung
DIBUAT BINGUNG BERAS: Dydik Rudy Prasetya, tak tahu di mana keberadaan beras. | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR

SURABAYA, Barometer Jatim – Beras di Jatim berubah langka dan mahal. Datanya menyebut surplus hingga jutaan ton, tapi keberadaanya susah ditemukan. Padahal, Jatim digembar-gemborkan sebagai salah satu penyuplai beras nasional hingga 18 persen.

Setelah Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengaku heran dengan perbedaan antara data statistik dengan kondisi di lapangan, kini Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dydik Rudy Prasetya ikut-ikutan bingung.

Dydik menuturkan, tahun ini memang ada anomali, khusunya di Januari dan Februari. Harga beras cenderung ada kenaikan, namun kalau dilihat dari data produksi angka neraca di Desember 2022 masih ada sisa stok sekitar 850 ribu ton.

“Kemudian di Januari kita ada penenan sekitar 192 ribu ton, di Februari ada 249 ribu ton. Artinya jika kita tambah neraca yang di Desember 850 ribu ton ditambah 192 ribu ton, itu kan kurang lebih hampir 1 juta sekian ton,” katanya, Kamis (23/2/2023).

Di sisi lain, lanjut Dydik, konsumsi beras Jatim hanya berkisar antara 250-270 ribu ton/bulan. Jika diasumsikan stok 1 juta ton sekian, mestinya cukup. Apalagi jika ditambah 249 ribu ton panenan Februari maka menjadi 1,3 juta ton. Dengan dikonsumsi 250x2 = 500 ribu ton, masih ada sekitar 600 ribu ton.

“Artinya, dari sisi stok sebetulnya beras kita cukup. Cuma yang jadi masalah, kita ndak tahu keberadaan beras ini di mana?” herannya.

Beberapa waktu lalu, beber Dydik, Khofifah juga menerima audiensi petani, penggilingan padi, dan pengusaha beras, semaunya menyatakan kalau stoknya menipis.

Petani mengaku panennya sedikit, penggilingan padi bilang stoknya rata-rata hanya mencukupi 1-3 hari untuk bahan baku diolah jadi beras, dan pelaku usaha mengaku gudang-gudangnya tidak memiliki banyak stok.

"Nah ini menjadi anomali kita, karena biasanya tahun lalu memang ada kenaikan (harga) tapi ndak seekstrem sekarang. Medium itu hampir menyentuh angka harga beras premium,” katanya.

Karena itu, Pemprov Jatim meminta kelonggaran dari pemerintah pusat agar bisa menyalurkan sebagian beras impor yang dibongkar di Jatim untuk disalurkan di Jatim.

“Itu dalam rangka menjaga stabilisasi harga beras kita. Bukan berarti Jatim kekurangan beras, bukan! Tapi harga yang tak bisa kita kendalikan ini akan menyebabkan inflasi yang sangat tinggi,” katanya.

Sebelumnya saat memimpin High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Forkopimda Jatim di Ballroom JW Marriott Hotel Surabaya, Senin (20/2/2023). Khofifah menunjukkan rasa herannya terkait kelangkaan beras.

Padahal, harusnya beras di Jatim melimpah karena surplus 3,1 juta ton. “Kita surplus 3,1 juta ton beras, itu data BPS,” katanya. “Barang katon (kelihatan) ini, barang katon. Datanya menunjukkan kita surplus 3,1 juta ton, tapi barangnya di lapangan susah ditemukan,” kata Khofifah.{*}

» Baca berita Pemprov Jatim. Baca tulisan terukur Abdillah HR.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.