Hibah Rp 46,7 M dari Pemprov Jatim Dituding Miring, Pengelola Masjid Al Akbar: Buka-bukaan? Oke!

Reporter : -
Hibah Rp 46,7 M dari Pemprov Jatim Dituding Miring, Pengelola Masjid Al Akbar: Buka-bukaan? Oke!
SIAP BUKA-BUKAAN: Mohammad Koderi, siap buka-bukaan soal pemakaian dana hibah dari Pemprov Jatim. | Foto: Barometerjatim.com/IST

KUCURAN dana hibah Rp 46,7 miliar dari Pemprov Jatim untuk Masjid Al Akbar Surabaya jadi sorotan tajam sejumlah pihak. Sebab, penggunaannya dinilai miring, terutama untuk perbaikan kubah masjid saja menelan anggaran hingga puluhan miliar rupiah. Bahkan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) sudah melaporkannya ke Polda Jatim.

Tak mau jadi bulan-bulanan tudingan, pengelola Masjid Al Akbar Surabaya pun angka bicara. Berikut wawancara khusus Barometer Jatim dengan Kepala Bidang Perawatan Masjid Al Akbar, Mohammad Koderi.

Pasca OTT KPK terhadap Sahat Simanjuntak, pengelolaan dana hibah dari Pemprov Jatim menjadi sorotan termasuk aliran Rp 46,7 miliar ke Masjid Al Akbar ikut dituding miring. Apa pembelaan anda?
Persepsi saya soal hibah, apakah dulu namanya P2SEM (Program Penanggulangan Sosial Ekonomi Masyarakat) sekarang hibah, baik dari gubernur maupun DPRD Jatim, bagi saya itu positif.

Kenapa? Karena ini jalan pintas untuk akselerasi program yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Ini titik pentingnya di situ. Jadi siapa pun yang menggerakkan itu bagus, asal penggunaanya sesuai, gitu lho.

Kembali ke Al Akbar. Masjid ini kebanggaan masyarakat Jatim, bahkan statusnya itu masjid nasional. Nah pertanyaannya, bagaimana merawat masjid sebesar itu, yang umurnya sudah 20 tahun.
Begitu masuk Bu Khofifah (Gubernur Jatim), saya juga tidak tahu dari mana asalnya tahu-tahu saya diminta mengabdi di sana. Lho, untuk masjid saya komitmen ya saya siap saja.

Begitu masuk di sana, maka saya secara otomatis sebagai seorang ahli di bidang perencanaan, mulai berpikir bagaimana Masjid Al Akbar Surabaya ini menjadi kebanggaan. Yang paling besar saat itu adalah kubah, karena umurnya sudah 20 tahun. Sehingga, pertama (yang harus dibenahi soal) keamanan, yang kedua sudah mulai bocor, yang ketiga sudah mulai mbrodol.

Nah, pada saat berpikir kubah, bagi saya ini tantangan. Pertama, teknologi penggantinya belum ready saat itu. Kedua, banyak sekali bahan-bahan yang mudah terbakar, yang ketiga ketinggiannya. Ini kan butuh berpikir supaya bisa diganti menjadi lebih baik, bisa aman, dan bisa terlaksana. Ini tentu butuh dukungan semua pihak.

Selanjutnya?
Setelah proses berpikirnya selesai, maka ada teknologi baru yang pergantian kubah, sehingga lebih rata, bisa dicek. Teknologi bahan bangunan terkait dengan kubah model itu. Bahannya lebih ringan, lebih rapat.
Tapi di situ kan ada glasswool, kalau naik ke atas itu lapisannya tebal. Nah kalau enggak hati-hati, pekerjanya lengah sedikit bisa kebakaran kayak yang di Kalimantan dan Jakarta kemarin itu. 

Saya itu siang malam enggak bisa tidur, bukan soal apa, karena saya khawatir orang yang bekerja di atas atap itu SOP enggak dijalankan. Yang kedua, hujan. Saat hujan, orang naik setinggi itu licinnya minta ampun. Saya sendiri enggak berani naik, terus terang. Saya enggak sempat ngecek sampai ujung masjid, enggak. Akhirnya, proses itu berjalan.

Bagaimana dengan anggarannya?
Persoalan anggaran, saya berpedoman sebagai ahli. Selama itu dibuat berdasarkan HSPK (Harga Satuan Pokok Kegiatan) Jatim ya sudah kita ajukan, karena yang memeriksa tidak hanya kita. Nanti ada tim pemeriksa dan seterusnya. Sehingga saya menekankan kepada teman-teman yang kebetulan saya yang membawahi dan yang lain, saya bilang ini tanggung jawab besar karena memang pertama. Saya kasih clue lima hal.

Pertama, siapa pun yang mengerjakan harus berpengalaman di bidang yang sama. Kedua, harus orangnya sendiri, enggak boleh direkturrya pinjam nama, supaya bertanggung jawab. Ketiga, saya tidak ingin kontraktornya tidak bonafide sehingga dia harus punya stabilisasi. Keempat, harus punya modal kerja. Kelima, prosesnya ada skenario percepatan pekerjaan.

Hasilnya?
Alhamdulillah di proses pertama selesai. Begitu selesai ini kan tidak sempurna, begitu direhab salah satu yang lain kan kelihatan jelek, lampu-lampunya. Lha kalau memang dipercaya lagi, ajukan lagi apa yang harus direhab. Selama untuk masjid jangan malu-malu.

Ajukan lagi, tahap kedua, semua akhirnya, kubah kecil-kecil sama semua teras itu marmernya diganti, granitnya. Terus toiletnya, itu semua ganti baru. Yang tahap terakhir ini kan salah satunya adalah menara diperbaiki, taman-taman diperbaiki.

Tapi ini kan, tahu-tahu ada orang tanya data, ini gimana? Lho kan kita tahu juga kapasitasnya dia nanya data, siapa dia. Kita kan sudah melaporkan progres ini bertahap kepada yang berhak, dalam hal ini Pemprov Jatim misalnya. Itu sudah semua, selesai.

Saya hanya berpikir begini. Saya ini punya anak buah banyak di situ. Saya doktrin supaya pengabdian ini jangan tanggung untuk masjid, jangan dikit-dikit gini-gini. Kalau isunya miring, kasihan juga keluarganya dia.

Kalau saya ini orangnya cuek. Saya mantan DPR (DPRD Jatim), saya tahu caranya mencuri. Lho kenapa? Karena bisa dibilang dari seluruh anggota DPR itu yang ahli dalam perencanaan itu saya. Saya suka guyon gini: Saya ini ilmunya punya, ilmu mencurinya itu punya.

Kalau soal detail, monggo cari ahli untuk menguji apakah ini ada permainan, silakan, saya terbuka. Cuma, sekali lagi begini, kalau pemberitaan negatif yang muncul ke permukaan terkait masjid, nah kalau ada orang yang enggak mau ke masjid gara-gara baca berita itu, yang dosa siapa, he.. he.. Yang penting tugas saya sudah selesai lho ya. Itu substansinya, dasar pikiran saya begitu.

Tapi begini, soal dana hibah ini kan lagi ramai..
Ya, saya tahu

Lagi pula penggunaan dana hibah ini, publik kan berhak mengetahui karena bersumber dari APBD..  
Oh, iya. Orang berpikirnya nek hibah sak meneh potongane sak meneh ngunu (kalau hibah segini potongannya segini gitu) he.. he..

Terutama yang menjadi sorotan itu soal perbaikan kubah, bisa disampaikan berapa anggaran yang dihabiskan?
Seingat saya, kubah itu (anggaran tahun 2020 pengerjaan 2021) dua sisi, luar sama dalam. Jadi Rp 10 miliar (10.010.892.000) luarnya, dalam itu interiornya kan diturunkan, dicat, totalnya Rp 11.516.179.000.

Kemudian pekerjaan selanjutnya perbaikan empat kubah kecil?
Sepertinya begitu. Tapi itu tahunnya beda, yang jelas tidak satu sesi hibah.

Bukannya multiyers anggaran (2020, 2021, 2022)?
Itu tidak murni untuk kubah. Jadi gini, kayak lantai, toilet, terus.. nah.

Baik. Tapi ini kan butuh penjelasan karena yang tertera di dokumen anggaran tidak dijelaskan detail penggunaannya..
Iya. Ini kan kontrol bareng, saya senang model kontrol bareng kayak gini. Tapi kalau mau justifikasi.. untuk data detailnya nanti di kantor. Kita ndak nutup-nutupi, kita open, anda boleh ngecek ke siapa saja. Saya malah selalu nantang ke teman-teman ayolah saatnya ini pembuktian terbalik. Ayo jangan digebyah uyah, ini penting.

Artinya soal perbaikan ini clear sesuai dengan anggaran?
Saya tadi sudah bilang, saya ini pernah jadi DPR, pernah nyalurkan dana P2SEM. Kalau pingin sekadar cari begitu, nah ini sudah selesai duluan. Apalagi ini jelas-jelas untuk masjid, lho ini taruhan.

Tapi ya memang begini, saya pernah guyon sama teman, enak ya ini dapat segini, ya saya diam saja.
Karena kadang orang ngukurnya dia, bukan kita. Terus terang saya juga banyak dimusuhi orang dekat, tidak di masjid lho ya, kalau di masjid saya pegang kendali. Dia pingin masuk, lho kan enggak punya kemampuan, apa pingin menjerumuskan saya bilang.

Yang kayak gitu-gitu biasanya ya itu godaanlah, godaan kita untuk berkhidmah. Ayo saya siap bantu, jangankan soal masjid, yang lain saya siap. Saya ini tahu banyak, mau diajak diskusi bareng terbuka dengan siapa saja saya siap. Apalagi ada ahli yang paham bangunan, monggo. Ya kalau orang ndak paham..

Ada yang kaget, masak kubah saja habis Rp 10 miliar, kenapa enggak dipakai bantu masjid yang lain. Ini dipikir masjid kecil ketemu meter perseginya, ya beda. (Masjid) Istiqlal saja Rp 511 miliar.

Ada yang mengasumsikan perbaikan kubah utama paling banter Rp 5 miliar, gimana itu?
Ya enggak apa-apa, ya duduk bareng saja. Ayo adu data, adu argumentasi. Kalau dia enggak ngerti ya repot kita jelasin, jangan disamakan.

Anda siapa beradu data?
Lho, iya dong. Tapi harus clear, artinya niatnya kebaikan. Kalau niatnya kebaikan saya mendukung. Buka-bukaan oke, pada porsi yang benar. Kalau sekadar (bilang) itu ada yang berani nawar segini, dia kan bagaikan makelar. Kayak kita beli tanah, oh di situ lebih murah. Yang kayak gitu-gitu saya sudah hafal, saya ini kontraktor, saya DPR.

Ngomong-ngomong, berapa periode jadi anggota DPRD Jatim?
Saya sebentar, PAW. Tapi kan karena ilmu yang saya miliki, saya bisa akselerasi.

Jadi anda Pimpro dalam pengerjaan perbaikan fisik Masjid Al Akbar?
Saya itu kepala Bidang Perawatan sampai sekarang. Memang saat masuk itu ya perncanaan awal sudah ada, baru saya masuk di tengah jalan. Tapi bagi saya ndak penting, yang penting ini baik, logis secara keilmuan saya, ya sudah jalan saja.

Soal kritik Masjid Al Akabr kok dibuat taman begitu, apa jawaban anda?
Saya berpikirnya begini. Ini kebanggaan, hari ini anak-anak muda itu kan sukanya selfie-selfie. Lha kalau dia ke mall, ke taman-taman yang.. kapan dia diajak orang tuanya mau ke masjid. Sekarang coba kalau sore itu, orang tua datang ke masjid anaknya diajak keliling-keliling, selesai, wong itu gratis.

Lha kalau ada yang ngomong itu tidak bermanfaat ya silakan, monggo saja. Bagi saya itu sesuatu yang hari ini dibutuhkan masyarakat muda kota, nilai dakwahnya di situ.

Jadi ini lagi terus dibenahi, alhamdulillah semasa saya diamanahi di sana dukungan dari gubernur soal hibah tinggi. Menurut saya harus diapresiasi gubernur yang model begini ini. Pembelaannya ke Islam ini bukti. Kecuali ini minta, lho kita enggak. Saya enggak akan mau kalau ada seperti itu. Terus terang saya akan mengundurkan lebih dulu kalau ada yg begitu-begitu.

Sekarang, saya enggak membandingke tapi ini bukti, Masjid Istiqlal Rp 511 miliar APBN. Kita dengan segitu semua sudah kita renovasi.

Masih ada keinginan lain untuk pengembangan Masjid Al Akbar?
Panel surya. Saya ingin masjid itu ke depan betul-betul green building sekaligus penghematan karena biaya listrik dan seterusnya itu tinggi. Anak buah saya di bidang perawatan hampir 100 lebih, itu (kerjanya) pagi sore. Bayangkan, jam 03.00 malam (dini hari) rombongan 30 bus dari Jakarta mampir. Apa yang ada? Sampah.

Saya itu pingin begini. Orang datang ibadah, bisa minum, bisa wangi, bersih, dan bangga. Oh masjid bisa ya dibuat bersih, itu tugas saya.{*}

ALIRAN HIBAH PEMPROV JATIM KE MASJID AL AKBAR

  • 1. Nominal: Rp 13.000.000.000,00
    - Kegiatan: Pelaksanaan Program Kerja Tahun 2022
    - Status: SK Penetapan
    - Jenis: Hibah Surat Keterangan Terdaftar
    - SK: Gubernur Jawa Timur 188/123/KPTS/013/2022, 14 Februari 2022 (Tahap 1)
    - Rekomendasi: Reguler
    - Dibuat: 03 Februari 2022, 08:45
  • 2. Nominal: Rp 20.262.533.000,00
    - Kegiatan: Pelaksanaan Program Kerja Tahun 2021
    - Status: Selesai
    - Jenis: Hibah Berbadan Hukum Indonesia
    - SK: Gubernur Jawa Timur 188/96/KPTS/013/2021, 26 Februari 2021 (Tahap 2)
    - Rekomendasi: Reguler
    - Dibuat: 17 Maret 2021, 07:22
  • 3. Nominal: Rp 13.500.000.000,00
    - Kegiatan: Rehabilitasi Fisik Masjid
    - Status: Selesai
    - Jenis: Hibah Berbadan Hukum Indonesia
    - SK: Gubernur Jawa Timur 118/163/KPTS/013/2020, 13 April 2020 (Tahap 2)
    - Rekomendasi: Reguler
    - Dibuat: 4 Februari 2020, 13:12
  • Sumber Data: Dokumen yang Beredar

» Baca terkait Suap Hibah DPRD Jatim

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.