ARCI Sebut Elektabilitas PKB Teratas di Jatim, SSC Bilang PDIP, Mana yang Layak Jadi Panduan?

| -
ARCI Sebut Elektabilitas PKB Teratas di Jatim, SSC Bilang PDIP, Mana yang Layak Jadi Panduan?
PDIP JUARA: Versi SSC, PDIP partai dengan elektabilitas teratas di Jatim. | Grafis: Survei SSC

Beda lembaga, beda pula hasil survei. Termasuk soal pemuncak elektabilitas partai politik di Jatim. Mana yang layak jadi panduan?

HASIL berbeda dipertontonkan dua lembaga survei yang memotret elektabilitas partai politik di Jatim. Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menempatkan PKB sebagai juara, namun Surabaya Survey Center (SSC) menyebut PDIP yang digdaya. Lantas, mana yang layak jadi panduan?

Mari kita pelototi metodologinya. ARCI melakukan survei pada 5-12 September 2022 di 38 kabupaten/kota di Jatim. Jumlah responden 1.200, margin of error kurang lebih 2,8% pada tingkat kepercayaan 95% dengan teknik penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Hasilnya, PKB yang dikalahkan PDIP di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 berbalik menempati posisi teratas dengan keterpilihan 16,8%. "PKB masih Parpol dengan elektabilitas tertinggi di Jatim, namun angkanya dengan PDIP cukup tipis," terang Direktur ARCI, Baihaki Siratj saat memaparkan hasil survei lembaganya di Surabaya, Senin (19/9/2022).

Setelah PKB, PDIP menyusul di peringkat kedua dengan elektabilitas 16,1%, ditempel ketat Gerindra (15,4%), kemudian di bawahnya ada Golkar (10,2%), sedangkan Demokrat tersendat di peringkat lima (9,7%). Partai lain berada di bawah 7% dan 10,3% lainnya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

Baihaki menambahkan, menariknya lagi elektabilitas Parpol di Jatim yang menyentuh dua digit kini bertambah dengan adanya Golkar. Karena itu, tandasnya, Pemilu 2024 di Jatim masih terbuka lebar untuk lima partai teratas. 

Artinya, PDIP masih bisa menggeser PKB, bahkan Gerindra yang berada di peringkat ketiga berpeluang menyalip ke peringkat pertama. Terlebih masih ada 10,3% responden yang belum menentukan jawabannya.

"Jelas belum aman PKB, karena itu masih angka margin of error. Gerindra saja masih berpeluang besar lho naik di peringkat pertama," katanya.

Terlebih sejak Prabowo Subianto mendeklarasikan maju sebagai Capres di 2024, tandas Baihaki, membuat elektabilitas Gerindra kembali merangkak naik. Selain itu, kerja-kerja Anwar Sadad juga memberi kontribusi besar. Kita ingat awal 2021 elektabilitas Gerindra di Jatim itu di angka 10%.

"Perlahan naik angkanya saat dipimpin Anwar Sadad, hampir menyentuh 14%," ungkap Baihaki. "Saat Agustus lalu Prabowo mendeklarasikan diri Capres, Gerindra di Jatim dapat angin segar lagi, naik sampai 15%,} sambungnya.

Masih Bisa Berubah

PKB JUARA: ARCI tempatkan PKB partai dengan elektabilitas teratas di Jatim. | Grafis: Survei ARCIPKB JUARA: ARCI tempatkan PKB partai dengan elektabilitas teratas di Jatim. | Grafis: Survei ARCI

Temuan ARCI ini kontras dengan hasil survei SSC yang justru menempatkan PDIP di posisi teratas elektabilitas Parpol di Jatim. Survei SSC dilaksanakan 1-10 Agustus 2022 di 38 kabupaten/kota di Jatim atau sekitar sebulan sebelum ARCI menggelar survei.

Margin of error survei kurang lebih 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%. Jumlah responden 1.200 dengan teknik penarik sampel menggunakan metode stratified multistage random sampling atau rambang berjenjang.

Hasilnya, PDIP digdaya di puncak dengan elektabilitas 27,25%. Poisisi kedua ditempati PKB (19,0%), menyusul di bawahnya Gerindra (11,0%), sedangkan Demokrat dan Golkar sama-sama meraup 6,8%.

Sebagai partai yang memenangi Pemilu 2019 di Jatim, hasil survei ini tampaknya tak berlebihan. Sekalipun demikian, Direktur SSC Mochtar W Oetomo mengatakan komposisi masih bisa berubah, apalagi Pemilu 2024 menyisakan 1,5 tahun lagi.

"Masih ada 14,3% yang belum menentukan pilihan atau menyatakan tidak tahu. Ini berarti masih ada peluang yang cukup besar untuk diperebutkan dan digarap oleh partai-partai lainnya," jelasnya.

SSC juga memotret elektabilitas Demokrat di Jatim yang kian merosot. Tingkat keterpilihannya hanya 6,8% atau sama dengan Golkar. Bahkan dalam simulasi terbuka (top of mind), partai yang dinakhodai Emil Elestianto Dardak itu kalah tipis dari Golkar, 5,4% berbanding 5,6%.

Peneliti Senior SSC, Surokim Abdussalam membeber, biang kerok merosotnya Demokrat di Jatim imbas dari gaduh Musyawarah Daerah (Musda) yang diikuti loncatnya Bayu Airlangga ke Golkar.

"Jelas punya pengaruh Musda, hingga ramai-ramainya kemarin. Mundurnya Mas Bayu juga membuat internal Demokrat goyah," katanya.

Menurut Surokim, mundurnya Bayu memberi pengaruh besar terhadap merosotnya elektabilitas Demokrat. Tidak hanya itu, kepindahannya ke Golkar juga memberi angin segar buat Partai Beringin.

"Karena Mas Bayu juga pindah ke Golkar otomatis bawaannya ikut. Mas Bayu kan ya tokoh dengan di belakangnya ada Pakde Karwo. Gerbong kepindahan kader Demokrat ke Golkar itu juga harus diselesaikan Demokrat kalau enggak ingin kehilangan ceruknya," katanya.{*}

» Baca berita terkait Survei. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.