Dana Pemda Ngendap di Bank, Duh Lagi-lagi Jawa Timur Tertinggi: Masih 22,94 Triliun

NGENDAP DI BANK: Khofifah Indar Parawansa, dana Pemda se-Jatim dan Pemprov Jatim ngendap di bank masih tinggi. | Foto: IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berharap Pemerintah Daerah (Pemkab) segera membelanjakan anggarannya yang ada di perbankan. Sebab, belanja APBD terpantau masih rendah, sementara dana yang tersimpan di bank cukup tinggi.
Menurutnya, sampai dengan Juli 2022 berlanja APBD baru Rp 432,11 triliun atau terkontraksi 6,6ri pagu belanja 1188,41 triliun.
Ini berarti daerah baru belanja 36,4%, lebih rendah dari pemerintah yang rata-rata sudah mencapai di atas 45% pada Juli, katanya dalam konferensi pers APBN Kita edisi Agustus 2022 secara virtual, Kamis (11/8/2022).
Ini pun kalau kita lihat dibanding tahun lalu juga lebih rendah. Tahun lalu daerah itu sudah membelanjakan Rp 462,45 triliun secara nominal dan secara persentase 38,0ri total APBD, sambungnya.
Sri Mulyani lantas merinci per belanja. Untuk belanja pegawai, mengalami penurunan 7,8ri Rp 214,74 triliun (52,9%) menjadi 198,04 triliun (48,7%) karena adanya penurunan belanja honorarium.Itu mungkin baik kalau kita lihat, berarti memang belanja pegawai di daerah yang selama ini terlalu dominan kita harapkan bisa dikendalikan, kata Sri Mulyani.
Yang kita inginkan adalah belanja-belanja di bidang ekonomi, perlindungan sosial, dan belanja barang lainnya yang bisa men-empower kegiatan ekonomi di daerah, sambungnya.
Berikutnya belanja modal, melonjak 9,5% mencapai Rp 31,46 triliun. Kondisi ini baik dibandingkan tahun lalu yang Rp 28,72 triliun. Kemudian belanja barang dan jasa naik 0,6%. Naik tipis tapi mencapai Rp 109,38 triliun.
Seperti yang disampaikan Bapak Presiden, kita berharap daerah pun juga dalam membelanjakan anggarannya itu menggunakan produk-produk dalam negeri. Sehingga, ini bisa menghidupkan kegiatan ekonomi masyarakat kita sendiri, katanya.Sementara belanja berdasarkan fungsi, papar Sri Mulyani, di bidang fungsi ekonomi mencapai Rp 30,33 triliun atau naik 1,8ri sebelumnya Rp 29,78 triliun (23,6%). Sedangkan kesehatan turun cukup dalam karena penanganan Covid-19 yang mulai melandai.
Dan Perlinsos ini yang sebetulnya saya berharap bisa tetap terjaga baik, karena masyarakat di bawah masih membutuhkan bantuan terutama dari daerah-daerah, ucapnya.
Tinggal 5 Bulan, Segera Belanjakan
JATIM JUARANYA: Jawa Timur tertinggi urusan dana ngendap di bank, masih Rp 22,94 triliun. | Sumnber: Kemenkeu JATIM JUARANYA: Jawa Timur tertinggi urusan dana ngendap di bank, masih Rp 22,94 triliun. | Sumber: Kemenkeu
Namun dengan belanja yang masih cukup terbatas justru dana Pemda di perbankan masih tinggi, mencapai Rp 212,44 triliun atau sedikit turun Rp 8,51 triliun (3,85%) dari posisi Juni, Rp 220,95 triliun.
Tapi ini semuanya, tiga bulan berturut turut, dana dari daerah di perbankan berada di atas Rp 200 triliun. Mei Rp 200,75 triliun, Juni Rp 220,95 triliun, dan sekarang Rp 212,44 triliun, kata Sri Mulyani.
Lagi, kalau kita berharap bahwa transfer dana pusat ke daerah, tentu diharapkan untuk segera bisa memutar perekonomian di daerah, tandasnya.
Lantas, daerah mana paling tinggi simpanan dananya di bank? Secara wilayah atau kabupaten/kota di masing-masing provinsi, lagi-lagi Jawa Timur, wilayah yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa dengan nominal saldo Rp 22,94 triliun dan yang terendah Sulawesi Barat Rp 0,8 triliun.
Meskipun sudah mulai mengalami penurunan dari Juni ke Juli (dari Rp 29,82 triliun ke Rp 22,94 triliun), namun tetap Jawa Timur yang paling tinggi dibanding yang kedua Jawa Tengah dan Jawa Barat. Jawa Barat bahkan meningkat jumlah dana yang disimpan di perbankan, kata Sri Mulyani.Ini untuk kabupaten/kota di wilayah tersebut ya. Kalau provinsinya sendiri yang paling tinggi dari dana yang disimpan adalah DKI Jakarta (Rp 7,33 triliun). Kemudian Jawa Barat dan Jawa Timur, dua provinsi lain yang cukup tinggi dana yang ada di perbankan. Nilainya bisa mencapai di atas Rp 6 triliun, jelasnya.
Karena itu, sekali lagi Sri Mulyani berharap, dana yang terparkir di bank tersebut segera dibelanjakan mengingat 2022 tinggal lima bulan lagi.
Lima bulan ke depan di dalam bisa menggunakan dana, yang terutama berasal dari transfer pemerintah pusat itu untuk rakyat kita memulihkan sosial ekonominya, tuntasnya.
MASIH RENDAH: Belanja APBD baru Rp 432,11 T atau terkontraksi 6,6ri pagu belanja 1188,41 T. | Sumnber: Kemenkeu MASIH RENDAH: Belanja APBD baru Rp 432,11 T atau terkontraksi 6,6ri pagu belanja 1188,41 T. | Sumber: Kemenkeu
» Baca berita terkait Pemprov Jatim. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.