Khofifah Minta Ulama Besar Makkah Bantu Muslim Rohingya
POTONGAN KISWAH KABAH: Sayyid Alawy memberikan potongan kiswah ka'bah peninggalan ayahandanya kepada Mensos Khofifah Indar Parawansa. | Foto: Dok Keluarga
MAKKAH, Barometerjatim.com Kepedihan mendalam atas penindasan dan kekerasan yang menimpa muslim Rohingya dirasakan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa dari Tanah Suci. Bahkan, secara khusus, dia meminta ulama besar di Makkah untuk membantu lewat jaringan yang dimiliki.
Senin (4/9) waktu setempat, di sela menunaikan ibadah haji, Khofifah bersama putra bungsunya, Ali Mannagalli dan Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto, KH Asep Saifuddin Chalim bersilaturrahim ke kediaman ulama besar Makkah, Sayyid Alawy bin Sayyid Abbas Al Alawy Al Maliki Al Hasany.
"Saya mohon doa dan kekuatan jaringan Sayyid Alawy untuk membantu perlindungan kemanusiaan atas warga Rohinya di Myanmar," kata Khofifah.
Baca: Kisah Mukena Khofifah untuk Muslimah Rohingya
Khofifah memang memiliki hubungan istimewa dengan Sayyid Alawy, bahkan dengan ayahnya, Sayyid Abbas Al Alawy Al Maliki Al Hasany. Sayyid pernah beberapa kali hadir dalam majelis di kediaman Khofifah, baik di Surabaya maupun Jakarta.
Sayyid Alawy juga pernah ke kediaman Khofifah saat menyelenggarakan haul Sayyid Abbas dua tahun lalu, sekaligus menjadi kunjungan pertamanya ke Indonesia.
Sementara Sayyid Alawy menyampaikan bahwa kekerasan atas warga muslim di Rohingya tidak bisa dibiarkan, termasuk PBB harus turun tangan. Dia kemudian mengajak membaca shalawat dan ditutup dengan doa untuk keselamatan muslim Rohingya.
Baca: Khofifah Ibadah Haji, Tugas Mensos Ditangani Menko Puan
Selain meminta doa untuk muslim Rohingya, Khofifah secara khusus juga meminta Sayyid Alawy mendoakan Indonesia agar selalu aman dan damai. "Dijauhkan dari ancaman radikalisme dan terorisme," kata Khofifah.
Sayyid Alawy tak memungkiri, aliran radikal internasional yang mengarah terhadap ancaman terorisme sudah masuk Indonesia. "Maka perlu ditangkal dengan kekuatan pesantren moderat seperti yang dikembangkan NU (Nahdlatul Ulama)," katanya.
Dia juga minta agar lebih mewaspadai kekuatan sosialis-kapitalis yang bisa mengancam persatuan bangsa Indonesia.
Kiswah dan Imamah
Setelah itu, Khofifah diajak makan malam dengan tradisi Arab Saudi yakni menggunakan loyang besar. Khofifah kemudian diberi potongan kiswah ka'bah peninggalan ayah Sayyid Abbas yang menurutnya didapat langsung dari pemilik kiswah.
Sementara putra bungsu Khofifah yang tahun ini turut menunaikan ibadah haji, Ali Mannagalli diberi imamah dengan tanda diberi surban yang dibulatkan di kopyahnya.
IMAMAH: Sayyid Alawy memakaikan imamah kepada putra bungsu Khofifah, Ali Mannagalli. | Foto: Dok Keluarga
Dalam salah satu hadits diriwayatkan, memakai imamah hukumnya sunah. Dengan memakai surban penutup kepala laki-laki tersebut, membuktikan keseriusan seseorang untuk meraup sebanyak-banyaknya peluang pahala.
Dengan demikian, pemakai imamah adalah orang yang harus konsisten menjaga simbol-simbol agama dan kesalehan, karena telah memilih jalan menjadi manusia istimewa di hadapan Allah Swt.
Baca: Selesaikan Konflik Rohingya atau Usir Dubes Myanmar
Seseorang yang memakai imamah harus mendapatkan restu dari guru yang mengajarkannya. Seperti Abdurrachman bin Auf yang dipakaikan imamah secara langsung oleh Rasulullah Saw (HR Abu Dawud: 4081). Tidak sekadar memakai sesuka hati dan kemudian melepaskan sesuka hati pula.
Bahkan di kalangan orang-orang salih terdahulu, imamah menunjukan kedalaman ilmu seseorang. Setiap lipatan dan model imamah yang dipakai menyesuaikan disiplin ilmu yang mereka kuasai.