Hospitalisasi Omicron di Surabaya Rendah, Ahli: Efek Vaksinasi Capai 109,02

Reporter : barometerjatim.com -
Hospitalisasi Omicron di Surabaya Rendah, Ahli: Efek Vaksinasi Capai 109,02

SWAB HUNTER: Covid-19 di Surabaya naik, Eri Cahyadi akan hidupkan lagi swab hunter. | Foto: Barometerjatim.com/IST

SURABAYA, Barometerjatim.com Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Windhu Purnomo mengingatkan meski hospitalisasi kasus Omicron ringan tapi jangan menyepelehkan virus tersebut. Apalagi penyebarannya begitu cepat.

"Omicron kenaikannya cepat tapi lebih ringan. Tapi biarpun ringan, kita juga tidak boleh membiarkan penularan, karena Surabaya per 30 Januari 2022 ada 6 kasus Omicron dari total 1093 kasus Omicron se-Indonesia," katanya, Senin (31/1/2022).

Menurut Windhu, ada sejumlah indikator yang membuat hospitalisasi untuk Omicron jauh lebih rendah di Surabaya. Salah satunya karena capaian vaksinasi Covid-19 baik dosis dua maupun lanjut usia (lansia).

"Per 30 Januari 2022, vaksinasi dosis dua Surabaya sudah mencapai 109,02 persen. Sedangkan untuk lansia nyaris 100 persen atau kurang 7 persen. Nah, untuk lansia yang belum divaksin itu segera dituntaskan," pintanya.

Selain itu, Windhu juga mendorong Pemkot Surabaya untuk menerapkan kebijakan PeduliLindungi kepada seluruh sektor. Baik itu di pusat perbelanjaan, restoran, perkantoran, fasilitas umum, industri,  maupun rumah ibadah. Ini sebagai upaya surveilans untuk mencegah meningkatnya kasus Covid-19.

"Jika ada pelaku usaha yang melanggar, kalau perlu itu ditutup, kita harus tegas. Jadi Satgas harus tegas di dalam pelaksanaan implementasi PeduliLindungi," katanya.

Sedangkan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, Dr Santi Martini menyampaikan sejumlah hal mengenai situasi Covid-19 saat ini. Menurutnya, pada September hingga Desember 2021 kasus Covid-19 terus melandai namun sejak Januari 2022 kembali meningkat cukup signifikan.

"Ini menunjukkan kita harus meningkatkan lagi kewaspadaan terhadap Covid-19. Karakteristik Covid-19 adalah penyakit menular. Kalau masih ada yang sakit, tentu masih ada sumber penularan, ini yang harus kita waspadai," katanya.

Dia juga mendorong setiap RW di Surabaya agar menguatkan kembali Satgas Kampung Tangguh. Hal ini dinilainya penting, terutama untuk memonitor tamu atau warga yang seusai melakukan perjalanan dari luar daerah.

"Kepatuhan prokes membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Jadi penting juga untuk memonitor tempat-tempat umum apakah telah menerapkan prokes dengan baik. Kemudian, aplikasi PeduliLindungi apakah benar sudah diterapkan dengan baik," ucapnya.

Sementara itu melihat kenaikan Covid-19 di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi kembali mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan protokol kesehatan (prokes). Sebab, jika dilihat berdasarkan asesmen situasi Covid-19, kurang dari 20 persen konfirmasi positif maka Surabaya dapat kembali ke Level 2.

"Hari ini Surabaya mau tidak mau harus memperkuat diri kembali. Karena itu saya nyuwun tulung (minta tolong) kepada camat, lurah, dan kepala Puskesmas agar menguatkan kembali prokes. Kita lakukan lagi swab hunter," katanya.

Eri tak ingin kasus Covid-19 di Surabaya kembali naik dan membuat berada di Level 2, karena hal ini dapat berdampak pada berhentinya roda perekonomian masyarakat yang telah berangsur membaik.

PEDULI LINDUNGI: Covid-19 di Surabaya naik, terapkan kebijakan PeduliLindungi di seluruh sektor. | Foto: Barometerjatim.com/ISTPEDULI LINDUNGI: Covid-19 di Surabaya naik, terapkan kebijakan PeduliLindungi di seluruh sektor. | Foto: Barometerjatim.com/IST PEDULI LINDUNGI: Covid-19 di Surabaya naik, terapkan kebijakan PeduliLindungi di seluruh sektor. | Foto: Barometerjatim.com/IST

» Baca berita terkait Covid-19. Baca juga tulisan terukur lainnya Moch Andriansyah.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.