Di Tengah Intaian Omicron, 129 Pekerja Migran dari Malaysia Tiba di Jatim

-
Di Tengah Intaian Omicron, 129 Pekerja Migran dari Malaysia Tiba di Jatim
WASPDA OMICRON: 129 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Malaysia tiba di Bandara Juanda. | Foto: Barometerjatim.com/IST SURABAYA, Barometerjatim.com Di tengah intaian Covid-19 varian Omicron, 129 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Malaysia tiba di Bandara Internasional Juanda, Sabtu (22/1/2022). Kedatangan mereka ini lebih cepat dari jadwal semula, Rabu (26/1/2022). "Sabtu, sebanyak 129 PMI termasuk anak-anak dan bayi datang dari Malaysia. Ada percepatan yang semula kedatangan 26 Januari, tapi maju 22 Januari 2022. Insyallah kami siap membantu memfasilitasi PMI," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (23/1/2022). Kedatangan PMI tersebut patut ditangani dengan baik, mengingat pemerintah memperkirakan puncak kasus varian Omicron di Indonesia terjadi pada medio Februari hingga awal Maret 2022. Terlebih kasus varian Omicron di Indonesia semakin menggila, bahkan sudah memakan korban jiwa. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sejak 15 Desember 2021 hingga saat ini ada 1.161 kasus Omicron di Indonesia. Dari jumlah itu, dua pasien di antaranya meninggal dunia. Ini merupakan kasus kematian pertama di Indonesia akibat varian Omicron. Terkait mekanisme penanganan 129 PMI ketika berada di tempat karantina, lanjut Khofifah, sama dengan yang telah dijalani para PMI ketika turun dari Bandara Soekarno-Hatta yang kemudian dikarantina di Wisma Atlet. Di Jatim, setelah mereka mendarat di Juanda diswab PCR dan hal lain sesuai dengan standar protokol kesehatan kedatangan dari luar negeri. "Hal-hal yang berkaitan dengan swab PCR-nya dan seterusnya, sudah ada di dalam tim penanganan yang dikordinasikan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," katanya. Sedangkan petugas yang membantu menangani PMI di lokasi karantina adalah lembaga yang datang dari BNPB. "Mereka sudah standby di Surabaya. Saya rasa hal-hal yang berkaitan dengan logistik  juga sudah langsung ditangani oleh BNPB," ungkapnya. Khofifah berharap, seluruh mekanisme dan simulasi yang telah dipersiapkan secara matang oleh pemerintah dan seluruh jajaran terkait kepulangan PMI ke Jatim berjalan lancar. "Semoga lancar dan sehat semua," ujarnya. Jangan Tambah Pengangguran Menanggapi kepulangan 129 PMI, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih menyatakan yang perlu diwaspadai bukan semata menyangkut antisipasi Covid-19 varian Omicron. Namun tak kalah penting dari itu, yakni bagaimana mereka tidak menambah jumlah angka pengangguran dan kemiskinan di Jatim karena tidak memiliki pekerjaan lagi. Pemerintah, baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota punya tanggung jawab, apakah PMI ini pulang resmi karena habis kontrak kerjanya atau dideportasi, kata legislator asal Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut. Menurut Hikmah, selama pandemi Covid-19 pemerintah Malaysia banyak memulangkan pekerja ilegal ke negara asal termasuk dari Indonesia. Yang tidak resmi (ilegal) dipulangkan, yang legal juga dipulangkan karena habis masa kontrak, terangnya. Karena itu, mantan ketua Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jatim tersebut meminta pemerintah memiliki strategi yang cukup jelas. Termasuk antisipasi ancaman Omicron yang sudah ditemukan kasusnya di Jatim. » Baca berita terkait Omicron. Baca juga tulisan terukur lainnya Abdillah HR.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.