Reses, Sadad Dicurhati Insentif Madin Tak Selancar Era Gus Ipul

RESES DI PASURUAN: Anwar Sadad (tengah), dicurhati warga di Dapilnya soal insentif dana madin. | Foto: Barometerjatim.com/IST
PASURUAN, Barometerjatim.com - Mulai 29 Oktober hingga 5 November 2021, Wakil Ketua DPRD Jatim dari Fraksi Partai Gerindra, Anwar Sadad melakukan reses di Dapilnya, Jatim III.
Sadad terpilih untuk kali keempat sebagai anggota DPRD Jatim pada Pemilu 2019 mewakili Dapil tersebut, meliputi Kabupaten dan Kota Pasuruan serta Kabupaten dan Kota Probolinggo.
Saat turun ke Pasuruan, Sadad mendapat keluhan dari sejumlah guru madrasah diniyah (madin) terkait insentif dari Pemprov Jatim yang sampai Oktober 2021 hanya untuk satu bulan saja.
Keluhan tersebut, salah satunya disampaikan Kepala Madin Darul Ulum Dusun Banyuputih, Desa Cukurguling, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan, Ustadz Salim yang mengaku baru mengalaminya pada periode ini."Pada masa Wagub Gus Ipul (Saifullah Yusuf), saya dan guru madin tidak mengalami seperti ini," ungkap Salim yang diamini guru madin lainnya, Mahfud.
Mendapati keluhan tersebut, Sadad menuturkan sepanjang 2020 dan 2021 beban keuangan Pemprov Jatim memang berat. Terutama pada masa puncak pandemi Covid-19.
"Di samping terjadi penurunan target penerimaan, baik PAD maupun dana transfer, juga belanja penanganan Covid-19 terbilang tidak sedikit," kata Sadad yang juga ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Minggu (31/10/2021)."Hal itulah yang saya duga menyebabkan dana insentif madin, yang biasanya disebut bosda madin, terjun bahas," sambung politikus keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri yang akrab disapa Gus Sadad tersebut.
Bahkan di APBD 2021, Pemprov Jatim hanya mengalokasikan Rp 30 miliar insentif madin dan itu hanya untuk satu bulan. "Karena kengototan DPRD Jatim, akhirnya disetujui penambahan anggaran untuk madin menjadi Rp 167 miliar," ucapnya.
» Baca Berita Terkait DPRD Jatim