Siswa Madrasah Menerjemah Tebuireng Dilatih Dosen Unesa
MADRASAH MENERJEMAH: Dosen FBS Unesa beri pelatihan kepada siswa Madrasah Menerjemah Ponpes Tebuireng Jombang. | Foto: IST
JOMBANG, Barometerjatim.com - Sejumlah dosen Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universias Negeri Surabaya (Unesa) memberikan pelatihan kepada siswa Madrasah Menerjemah Pesantren Tebuireng (Ponpes) Jombang, Jumat (17/9/2021).
Pelatihan dalam rangka Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan secara daring itu, agar para siswa Madrasah Menerjemah mempunyai kemampuan untuk menerjemahkan teks bahasa Arab -- baik Al Qur'an, hadits, maupun kitab kuning -- dengan menggunakan bahasa Indonesia baku.
Tim PKM Unesa dalam pelatihan tersebut terdiri Prof Dr Haris Supratno yang memberi materi teknik menerjemahkan teks bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia baku.
Lalu Prof Dr Dari memberikan materi teknik transliterasi dan terjemahan dari teks bahasa Arab/tulisan Arab ke dalam tulisan latin/bahasa Indonesia. Sedangkan Dr Heny Subandiyah memberikan materi penulisan kalimat efektif.Menurut Prof Haris, ada empat teknik menerjemahkan teks bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. "Pertama, teknik leksikal, yakni teknik menerjemahkan teks kata per kata seperti dala kamus," katanya.
Kedua, lanjut Prof Haris, teknik gramatikal, yaitu teknik menerjemahkan kata per kata. Ketiga, teknik idiomatik, yaitu teknik menerjemahkan teks hanya mengambil inti atau maknanya saja, tidak diterjemahkan kata per kata.
"Keempat, teknik kontekstual, yaitu teknik menerjemahkan teks disesuaikan dengan konteks sosio-budaya masyarakat," ujarnya.Pada umumnya, jelas Prof Hari, terjemahan teks Al Qur'an, hadits, dan kitab kuning masih secara gramatikal sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Sehingga, hasil terjemahan dalam bahasa Indonesia tidak menggunakan bahasa Indonesia baku.
Perlu tahu, Madrasah Menerjemah didirikan Tebuireng Initiatives pada 24 Februari 2021. Para siswa merupakan hasil seleksi yang terdiri dari para santri, alumni Tebuireng, dan mahasiswa.
Direktur Tebuireng Initiatives, Irfan Asyari Sudirman Wahid alias Gus Ipang menjelaskan, urgensi berdirinya Madrasah Menerjemah untuk menjadikan ilmu yang telah diwariskan para pendiri Tebuireng agar dinikmati masyarakat luas.Mengapa ini penting? Karena dengan kegiatan ini, ilmu para pendiri kita yang telah tercetak di dalam kitab kuning atau kitab lainnya, dapat dinikmati oleh khalayak yang lebih luas, tandas putra mendiang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) tersebut.
» Baca Berita Terkait Tebuireng