Sedih 22.107 Anak di Jatim Terpapar Corona, 93 Meninggal

Reporter : barometerjatim.com -
Sedih 22.107 Anak di Jatim Terpapar Corona, 93 Meninggal

VAKSINASI PELAJAR: Vaksinasi, upaya pemerintah lindungi anak dari penularan virus Covid-19. | Foto: Barometerjatim.com/IST

SURABAYA, Barometerjatim.com - Hati-hati dan semakin waspada bagi orang tua. Covid-19 tak hanya menjangkiti orang dewasa, anak-anak juga tak luput dari sasaran virus mematikan tersebut.

Di Jatim, berdasarkan laporan Komite Penanganan Covid-19 Nasional di laman covid19.go.id per 21 Juli 2021, tercatat jumlah kasus tekonfirmasi positif mencapai 249.242 kasus. Dari jumlah itu, 22.107 di antaranya menyerang pada anak-anak dengan usia di bawah 18 tahun.

"Dari 249.242 kasus positif Covid-19 di Jatim, terdapat 16.495 jiwa yang meninggal dunia. Dan dari 16.495 jiwa yang meninggal, 93 jiwa anak-anak (46 anak usia O-5 tahun dan 47 anak usia 6-18 tahun)," terang Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat peringatan Hari Anak Nasional (HAN) secara virtual di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (23/7/2021).

Lonjakan kasus covid-19 di Jatim, lanjut Khofifah, banyak terjadi pada klaster keluarga. Klaster ini adalah penyebab Corona yang berasal dari anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah. Biasanya, penyebaran berawal dari seseorang yang lebih dulu terpapar, lalu menularkan pada anggota keluarga lain.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif. Antara lain membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan kompleks atau perumahan tanpa protokol kesehatan.

"Anak-anak kita di Jatim harus kita lindungi, salah satunya dengan pemberian vaksinasi. Untuk saat ini, sudah tersedia vaksinasi bagi anak yang diberikan untuk anak dengan rentang usia 12-7 tahun," katanya.

Di Jatim, jumlah anak usia tersebut sebanyak 3.093.465 jiwa. Untuk itu, Khofifah mendorong elemen orang tua, guru, dan juga tokoh masyarakat agar turut menggencarkan vaksinasi Covid-19 untuk anak.

Ditegaskan Khofifah, pemberian vaksin anak-anak tidak hanya melindungi mereka dari infeksi Corona, melainkan juga penting untuk mencegah anak-anak menularkan kepada orang dewasa yang rentan. Selain itu, perlindungan anak merupakan bagian dari investasi pembangunan SDM.

Sebab, pemenuhan hak dan perlindungan anak secara optimal akan menghasilkan individu berkualitas yang membawa kebangkitan dan kemajuan Jatim di masa yang akan datang.

Sebaliknya, jika permasalahan anak tidak tertangani dengan baik maka generasi selanjutnya akan menjadi beban bagi pemerintah.

"Untuk itu, dibutuhkan suatu sistem perlindungan anak yang efektif melindungi anak dari segala bentuk  kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran terutama pada masa pandemi ini," pungkas Khofifah.

» Baca Berita Terkait PPKM Darurat

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.