Muslimat NU Surabaya: Baju Hijau Banyak Dijual di Pasar!

Reporter : -
Muslimat NU Surabaya: Baju Hijau Banyak Dijual di Pasar!
WASPADAI MUSLIMAT NU 'ABAL-ABAL': Ketua PC Muslimat NU Surabaya, Lilik Fadhilah (kiri) dan warga Muslimat NU Surabaya. Waspadai Muslimat abal-abal jelang Pilgub Jatim 2018. | Foto: Barometerjatim/DOK

SURABAYA, Barometerjatim.com - Pola lama dan menggelikan. Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Surabaya, Lilik Fadhilah pun hanya tertawa kecil saat jamiyah yang dipimpinnya mulai dibawa-bawa ke pusaran Pilgub Jatim 2018.

Terlebih, ada beberapa wanita berbaju seragam Muslimat NU yang mengatasnamakan perwakilan PC Muslimat NU Surabaya, mengaku mendukung Saifullah Yusuf dan meminta Khofifah Indar Parawansa agar tak mencalonkan diri sebagai gubernur Jatim.

"Walah rek, itu pola lama yang terus dipakai tapi nggak pernah berhasil, karena mereka memang bukan Muslimat NU. Pacak-pacakan iku (sengaja dibuat seolah-olah mewakili Muslimat NU)," kata Lilik sembari tersenyum, Senin (14/8/2017) malam.

Terkait baju Muslimat yang dipakai sejumlah wanita tersebut, Lilik juga menanggapinya enteng, "Kalau sekadar batik hijau, banyak sekarang. Di pasar itu lho banyak dijual batik hijau seperti seragam Muslimat NU," tandasnya.

Karena itu, dia akan mengusulkan dan meminta ke PP Muslimat NU agar baju Muslimat NU dipatenkan biar tidak disalahgunakan pihak-pihak tertentu, terutama yang punya 'syahwat Pilkada' yang kelewat besar.

Sebelumnya, wanita bernama Sasimulya dan beberapa wanita lain berbaju seperti seragam Muslimat NU, meminta Khofifah yang notabene Ketua Umum PP Muslimat NU agar tak maju di Pilgub Jatim dan sebaliknya menegaskan mendukung Gus Ipul.

"Bagus jika Bu Khofifah tetap menteri, sehingga NU bersatu dan nantinya NU memiliki gubernur yakni Gus Ipul. Gus Ipul sudah disiapkan jauh-jauh hari karena telah jadi wakil gubernur dua periode," kata Sasimulya.

Namun Lilik tak kalah tegas, "Gak blas (tak ada nama Sasimulya di kepengurusan PC Muslimat NU Surabaya yang dipimpinnya). Itu pacak-pacakan, gawen-gawen," tandasnya dengan logat Suroboyoan.

Meski demikian, dia meminta warganya tidak terprovokasi dengan kelompok-kelompok yang ingin memecah-belah NU. Kan memecah-belah NU itu namanya. Dia bukan orang Muslimat NU kok mengatasnamakan Muslimat NU," tandasnya.{*}

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.