PDNU Ingatkan Khofifah: Jatim Tidak Sedang Baik-baik Saja

Reporter : barometerjatim.com -
PDNU Ingatkan Khofifah: Jatim Tidak Sedang Baik-baik Saja

SINDIRAN TAJAM: Dokter Niam, Jatim tidak sedang baik-baik saja walaupun Khofifah takut mengakuinya. | Foto: IST

SURABAYA, Barometerjatim.com - Covid-19 di Indonesia bisa jadi memasuki fase mengerikan. Apalagi, Senin (12/7/2021), kasus hariannya tertinggi di dunia. Berdasarkan data Worldometer, penambahan kasus positif Indonesia menempati urutan tertinggi dengan 40.427 kasus, disusul Inggris (34.471) dan India (27.404).

"Indonesia tidak sedang baik-baik saja, terutama di Jawa dan Bali, khususnya di Jatim walaupun gubernur (Khofifah Indar Parawansa) takut mengakuinya," komentar Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PP PDNU), Dokter Muhammad S Niam, Selasa (13/7/2021).

Niam mengingatkan Khofifah, karena merujuk data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hari ini Jatim menjadi penyumbang tertinggi angka kematian Covid-19 harian secara nasional (864), yakni 179 atau kumulatif menjadi 14.435 orang. Disusul Jateng (bertambah 169, total menjadi 13.240), Jabar (bertambah 144, total menjadi 6.760).

Menurut Penanggung Jawab Pusat Pelatihan Bedah Endoskopi dan Laparoskopi FKUB/RSSA (Rumah Sakit dr Saiful Anwar) Malang tersebut, jumlah kasus baru dan jumlah kematian per hari akibat Covid-19 di Indonesia memang tertinggi di dunia dan menyasar semua kalangan, termasuk dokter dan ulama.

"Dua profesi yang menurut ajaran agama wajib ada di setiap negeri, ulama dan dokter, telah kehilangan orang-orang terbaiknya seiring dengan merebaknya Covid-19 gelombang kedua dengan ditemukan banyak varian Delta yang berasal dari India," paparnya.

Selama pandemi Covid-19, beber Niam, tak kurang 644 ulama (data Panser NU, 10 Juli 2021 hingga pukul 23.21 WIB) dan 434 dokter gugur (data Tim Mitigasi Dokter Pandemi Covid-19 IDI 5 Juli 2021 hingga pukul 00.00 WIB) dalam perang tak kasat mata melawan Corona.

Indonesia tidak sedang baik-baik saja, terutama di Jawa dan Bali, khususnya di Jatim walaupun gubernur takut mengakuinya.

"Kematian nakes lainnya jauh lebih banyak. Cerita tentang banyaknya rumah sakit yang overload kita baca setiap hari. Pasien harus dirawat seadanya di tenda-tenda darurat dan tempat parkir oleh hanya sedikit petugas karena yang lain banyak yang terpapar," katanya.

Bahkan, lanjut Niam, ada satu orang dokter sendirian merawat 190 pasien. Belum lagi rumah sakit RS) terpaksa menolak pasien karena bed darurat tambahan pun penuh, RS kehabisan oksigen, pasien antre di IGD tak terurus hingga meninggal, dan antrean jenazah berjajar panjang di RS menunggu diambil petugas.

Lalu ratusan pasien isoman di rumah akhirnya meninggal lantaran menunggu antrean masuk RS,  jenazah yang tergeletak di depan rumah mirip di India, petugas pamakaman yang kelelahan karena harus memakamkan sampai 270 mayat sehari, terpaksa makan dan tidur dengan hazmat di makam.

"Maka, walaupun terlambat setahun, sudah tepat pemerintah menetapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat," tegas dokter yang juga anggota Endoscopic and Laparoscopic Surgeons of Asia (ELSA) itu.

Sebab, lewat PPKM Darurat, menurut Niam, semua kegiatan masyarakat yang menyebabkan kerumunan dan berpotensi memicu penyebaran virus dihentikan kecuali sektor-sektor esensial yang tidak mungkin ditutup.

"Pusat belanja, mall, tempat ibadah terpaksa ditutup sementara. Urusan menutup tempat ibadah inilah yang menyebabkan pemerintah ambigu. Apalagi kalau dikaitkan dengan warna zona daerah," tuntas Niam.

TERTINGGI NASIONAL: Jatim sumbang kematian Covid-19 harian tertinggi nasional per Selasa (13/7/2021). | Sumber Data: KemenkesTERTINGGI NASIONAL: Jatim sumbang kematian Covid-19 harian tertinggi nasional per Selasa (13/7/2021). | Sumber Data: Kemenkes TERTINGGI NASIONAL: Jatim sumbang kematian Covid-19 harian tertinggi nasional per Selasa (13/7/2021). | Sumber Data: Kemenkes

» Baca Berita Terkait Pemprov Jatim, PDNU

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.