Tak Usung Puti, PDIP Sulit Hadapi Serbuan Machfud Arifin

Reporter : barometerjatim.com -
Tak Usung Puti, PDIP Sulit Hadapi Serbuan Machfud Arifin

PILWALI SURABAYA: Saleh Mukadar, PDIP usung Puti Guntur atau dikalahkan Machfud Arifin. | Foto: Barometerjatim.com/DOK

SURABAYA, Barometerjatim.com Kehadiran Machfud Arifin di bursa Pilwali Surabaya 2020 dinilai mantan Ketua DPC PDIP Surabaya, Saleh Ismail Mukadar bisa memberi kekalahan bagi PDIP jika tidak mengusung calon yang tepat.

Terlebih di internal PDIP masih diwarnai sejumlah faksi. Maka, pilihan terbaik untuk merekatkan para faksi di 'kandang banteng', menurut Saleh yakni mengusung Puti Guntur Soekarno.

"Sampai dengan hari ini, satu-satunya tokoh yang punya peluang besar untuk menyatukan faksi-faksi di PDIP adalah Mbak Puti, enggak ada yang lain!" tegas Saleh kepada Barometerjatim.com, Selasa (17/3/2020).

"PDIP harus dengan Mbak Puti. Kalau bukan Mbak Puti, saya kira kita sulit hadapi serbuan Pak Machfud Arifin," tandasnya.

Apa yang dikhawatirkan dari Machfud? "Dia punya akses yang luas di Surabaya, karena dia memang orang Surabaya. Dia juga mantan Kapolda, tentu masih punya pengaruh kuat kan," katanya.

Selain itu, ucap Saleh, Machfud juga sudah bekerja, cukup rajin turun melakukan penyapaan dan sosialisasi ke masyarakat meski intensitasnya belum tinggi.

"Dia berjalan terus, sementara PDIP kan belum menentukan sikap (soal bakal calon yang akan diusung di Pilwali Surabaya)," ujar Saleh yang juga Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Konstruksi Indonesia (Aspekindo) Jatim.

Karena itu, tegas Saleh, jalan terbaik bagi PDIP adalah menurunkan Puti. "Ketika Mbak Puti turun, faksi yang ada akan terpanggil untuk kerja, karena dia cucu Bung Karno, bebas konflik, ke eksternal juga bagus bisa dijual," paparnya.

Saleh bahkan bisa memastikan, jika PDIP menjadi satu maka siapa pun lawannya di Pilwali Surabaya 2020 pasti mudah dikalahkan, apalagi calonnya banyak.

Sementara soal pasangan Puti, menurut Saleh, DPP PDIP pasti punya alat ukur, survei, kira-kira yang paling aman dengan siapa. Bisa internal, bisa pula eksternal.

"Kalau dari luar, umpamanya yang mewakili kepentingan masyarakat muslim, atau masyarakat mana yang perlu diwakili," ujarnya.

Bisa pula calon wakilnya dari birokrat. "Dengan Eri Cahyadi (kepala Bappeko) umpamanya, bisa, karena faksinya Eri juga besar. Bukan Eri-nya lho ya, tapi Risma-nya lho ya," beber Saleh.

ยป Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.