Harga Meroket 84.600 Ton Bawang Putih Akan Masuk Jatim


MALANG, Barometerjatim.com Dua hari jelang Ramadhan 1440 H, harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Jatim masih meroket di kisaran Rp 60-65 ribu/Kg dari sebelumnya 40-45 ribu/Kg.
Bawang putih, meskipun bukan termasuk bahan pokok, tapi komoditi ini menjadi kebutuhan utama dalam rumah tangga maupun restoran. Saat ini stoknya terjadi kelangkaan sehingga harganya melonjak.
Namun Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memastikan, medio Mei ini ada gelontoran 84.600 ton bawang putih untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, sekaligus untuk menjaga normalisasi harga.
"Insyaallah 10 Mei 2019 kapal yang mengangkut bawang putih merapat di Pelabuhan Tanjung Perak. Kita koordinasi juga dengan tim Bea Cukai mudah-mudahan 15 Mei 2019 sudah bisa sampai ke pasar sehingga akan terjadi normalisasi harga, katanya saat sidak di Pasar Terpadu Dinoyo Kota Malang, Sabtu (4/5/2019).
Khofifah memastikan, 84.600 ton bawang putih yang masuk tersebut bakal mencukupi minimal hingga tiga bulan ke depan, mengingat kebutuhan Jatim 4.690 ton per bulan.
"Bila digenapkan menjadi 5.000 ton, berarti kita butuh 15.000 ton dan insyaallah aman sampai dengan 3 bulan ke depan, tandasnya.
Terkait kenaikan harga ini, menurut Khofifah, merupakan dampak psikologis menjelang Ramadhan dan lebaran serta tahun baru akibat peningkatan permintaan. Selain bawang putih, harga telur dan daging ayam juga terkatrol.
Tapi saya cek pasar-pasar di Sidoarjo, Kediri dan di Malang sesungguhnya suplai dan stoknya cukup, katanya.
Tak hanya bahan pokok, Khofifah juga memastikan ketersediaan gas elpiji dan BBM dari mulai H-7 sampai H+4 lebaran. Ketersediaan BBM ini disiapkan di beberapa titik terminal utama seperti di Tuban dan Surabaya.
Kami ingin memastikan pemudik yang ke Jatim dan yang akan kembali dari Jawa Timur semuanya insyaallah tersuplai BBM yang cukup, katanya.
Selain itu, Khofifah memastikan ketersediaan listrik. PLN akan menyiapkan mobil yang bisa memberikan layanan tim gardu mobile sebanyak 174 tim. Hal ini untuk memastikan ketersediaan listrik saat shalat tarawih, terutama di malam ganjil Ramadhan.
Kita ingin memastikan melalui koordinasi sangat intensif dengan PLN. Insyaallah ketersediaan listrik sangat cukup, katanya.
Titik Pantai BPS
Sementara Pasar Dinoyo dipilih sebagai tempat sidak, menurut Khofifah, lantaran pasar ini satu dari 25 pasar di delapan kabupaten/kota di Jatim yang menjadi titik pantau Badan Pusat Statistik (BPS).
Barang-barang yang ada di Pasar Dinoyo, termasuk 25 pasar lainnya memang harus mendapatkan intervensi segera ketika terjadi dinamika lonjakan atau kenaikan harga bahan pokok tertentu.
Tidak berarti yang lain tidak mendapatkan perhatian, tapi ini adalah titik pantaunya BPS di 25 pasar di delapan kabupaten/kota. Selain Pasar Dinoyo Malang, juga beberapa pasar di Probolinggo, Banyuwangi, Jember, Madiun dan Kediri, pungkasnya.
ยป Baca Berita Terkait Khofifah