Surga di Bawah Kaki Latifah

Hj Latifah Sanuri yang puluhan tahun mendampingi perjuangan Sunarto.
THERE always the tough woman behind a great man. Ungkapan itu sering kali kita dengar: Selalu ada wanita tangguh di balik kehebatan seorang pria. Hal itu tak berlebihan untuk menggambarkan Hj Latifah Sanuri yang puluhan tahun mendampingi perjuangan Sunarto.
Latifah dinikahi Sunarto pada 1984. Kesabaran dan keikhlasannya sebagai istri ditunjukkan tak hanya ketika mendampingi perjuangan suami, tapi saat Sunarto menikah lagi. Bukan tanpa sebab jika Sunarto menikah lagi.
Ceritanya begini.Sampai 15 tahun pernikahan kami tak punya keturunan. Dasarnya, saya itu anak tunggal dan tak punya keluarga, ujarnya.
Nah, niat Sunarto untuk menikah lagi rupanya didengar Abdul Mudjib Manan (almarhum saat itu dosen di IAIN yang juga orang dekat Gus Dur. Kebetulan beliau istrinya dua. Beliau lalu bilang, kalau mau menikah lagi buruan, mumpung masih muda. Jangan seperti saya sudah tua anak masih kecil-kecil. Istri saya lalu dipanggil, diberi pengertian, akhirnya mengizinkan saya nikah lagi, tuturnya.
Tahun 1988, Sunarto menikah lagi dengan Hj Khalimatul Umroh, seorang guru SD. Dari pernikahan ini kemudian dianugerahi lima orang anak. Dua diasuh istri pertama, tiga diasuh istri kedua. Sedangkan satu anak lagi anak angkat. Istri saya dua itu juga sudah diketahui kantor, tuturnya.
Lalu, apa sih yang menarik dari sosok Sunarto? Sebenarnya nggak ada yang menarik, ha..ha.., seloroh Latifah sambil mencubit sang suami yang duduk di sampingnya. Ya, saya tertarik karena kepintarannya. Beliau ini sudah aktif berorganisasi sejak muda, menjadi pelopor pemuda lewat karang taruna.
Sejak muda, lanjut Latifah, Sunarto juga digandrungi perempuan. Saya nggak tahu namanya apa, playboy atau apalah, ujarnya, lagi-lagi berseloroh dan kali ini mendapat usapan hangat dari Sunarto.
Ya, Latifah benar-benar istri yang menemani suami dalam suka maupun duka. Di saat Sunarto diuji Allah Swt lewat penyakit stroke, dia juga selalu menemani. Saya selalu bilang ke bapak, meski sakit jangan pernah menunduk di hadapan orang, termasuk saat mengajar. Lihat sama mereka yang sehat, katanya.
Terkait penyakit ini, ada yang bilang Sunarto disantet germo terkait penutupan lokalisasi Bangunsari. Tapi saya nggak percaya omongan orang. Penyakit itu dari Tuhan. Meski sakit, bapak juga akan terus berjuang. Perjuangan tak boleh berhenti dan memang tak ada habisnya, tuturnya. hdm
Baca: Kisah Heroik Doktor Prostitusi