BEM-BLM FISIP Unair Menyoal Sumber Anggaran Survei Puspek

SURVEI KONTROVERSIAL: Puspek FISIP Unair Surabaya saat merilis hasil surveinya terkait Pilgub Jatim 2018 di Cafe Tjap Pregolan, Surabaya, Selasa (29/5). | Foto: Ist
SURABAYA, Barometerjatim.com Hasil survei Pusat Kajian Pembangunan dan Pengelolaan Konflik (Puspek) FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya terkait Pilgub Jatim 2018 tak hanya dicurigai cacat metodologi. Lebih dari itu: Mengusik independensi dan moralitas akademik.
Menyikapi hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair mengeluarkan empat poin pernyataan sikap.
Pertama, "BEM dan BLM FISIP Unair sebagai representasi mahasiswa FISIP Unair menolak segala bentuk kegiatan politisasi dunia akademis yang mencederai nilai dan norma akademik," kata Wakil Presiden BEM FISIP Unair Surabaya, Agus Nur Fahmi dalam siaran persnya, Kamis (31/5).
Baca: Prof Nasih: Survei Puspek Bukan Tanggung Jawab Unair
Kedua, mempertanyakan transparansi anggaran survei yang dilakukan Puspek, karena terdapat beberapa kejanggalan mengenai transparansi aliran dana yang digunakan untuk survei.
"Jika benar telah dilakukan survei maka siapa yang membiayai survei tersebut, apakah pihak kampus atau dari pihak ketiga. Jika pihak ketiga yang membiayai siapa yang membiayai," ujarnya.
Ketiga, menuntut pihak universitas (rektorat dan dekanat FISIP Unair) untuk mengambil sikap tegas terhadap lembaga terkait, yakni Puspek dan dosen yang terlibat di dalam permasalahan tersebut jika terbukti melakukan pelanggaran.
Keempat, BEM dan BLM telah membentuk tim investigasi pencari fakta untuk menelusuri peristiwa tersebut. "Temuan-temuan hasil investigasi akan disampaikan ke publik sebagai upaya klarifikasi atas kontroversi hasil survei," tandasnya.
Baca: Tepis Puspek, Unair Bantah Bikin Survei soal Pilgub Jatim
Sebelumnya, Rektor Unair Surabaya, Prof Moh Nasih menegaskan, kampus yang dipimpinnya tidak bertanggung jawab atas hasil survei Puspek. Secara kelembagaan, Unair bersikap independen, tidak memihak salah satu pasangan calon, netral, serta tidak berpolitik praktis.
Tak hanya soal netralitas kampus yang disoal, hasil survei Puspek juga dicurigai sejumlah pihak, termasuk Pakar Survei Sosial yang juga Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Prof Dr Hamdi Muluk, cacat metodologi.
Salah satu hal yang tidak lazim, dalam survei yang dilaksanakan pada 12-19 Mei 2018 itu hanya menentukan margin of error 2 persen dengan sampel 800 responden pada tingkat kepercayaan 98 persen.
Baca: Dewan Etik Persepi Curigai Survei Puspek Cacat Metodologi
Jika margin of error 2 persen, tandas Hamdi, seharusnya reponden yang diambil lebih banyak lagi. Agak mencurigakan, karena tingkat kepercayaan yang lazim 95 persen, artinya kita menolerir kesalahan lima persen, katanya.
Karena itu, menurut Hamdi, survei Puspek yang dilakukan di 38 kabupaten/kota se-Jatim tidak bisa dijamin keabsahannya. Masih perlu validasi lebih lanjut untuk memastikan metodologinya.
Itu bukan menjamin validitas. Yang menjamin adalah apakah benar-benar turun ke lapangan. Apakah taat asas yang sudah ditetapkan, tandasnya.