Sejarah Pilgub Jatim 2008 Terulang: Khofifah Dapat Nomor Urut 1, Pertanda Jadi Pemenang?

SURABAYA, Barometer Jatim – Sejarah terulang. Hampir 10 tahun sejak Khofifah Indar Parawansa 'dicurangi' habis-habisan di Pilgub Jatim 2008, ketua umum PP Muslimat NU itu kembali mendapat nomor urut 1 di Pilgub Jatim 2018. Bedanya, kali ini berpasangan dengan tokoh milenial, Emil Elestianto Dardak.
Saat pengundian nomor urut lewat rapat pleno terbuka KPU Jatim di Hotel Mercure, Surabaya, Selasa (13/2), Khofifah mendapat kesempatan mengambil nomor undian pertama setelah Cawagub pendampingnya, Emil Dardak mendapat nomor lebih besar (9) saat pengambilan nomor urut antrean pengambilan undian.
Kemudian secara bergantian, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengambil nomor undian didampingi Cawagub pendampingnya, Puti Guntur Soekarno dan diminta agar tidak membuka nomor terlebih dahulu karena harus dibuka bersamaan.
"Jangan dibuka dulu, nanti dibuka bersama-sama setelah saya beri kode," pinta Ketua KPU Jatim, Eko Sasmito. Setelah dibuka, Khofifah-Emil mendapat nomor urut 1, Saifullah-Puti nomor urut 2. Usai pengundian, baik Khofifah maupun Emil tak bisa menutupi kegembirannya setelah mendapat nomor urut 1.
"Kita tidak memungkiri bahwa nomor 1 ini menggembirakan bagi semua barisan relawan kita. Karena kita memang ingin mengantarkan Bu Khofifah menjadi nomor satu di Jatim," kata Emil.
"Bagi kami, para relawan, ini nomor keramat karena Bu Khofifah pernah menang di Pilgub Jatim 2008 namun tidak dilantik. Sekarang mendapat nomor 1 lagi, insyaallah menang dan dilantik," timpal Khusairi, salah seorang relawan.
Ya, di Pilgub Jatim 2008, Khofifah yang berpasangan dengan Mudjiono mencatat sukses luar biasa. Di putaran pertama, Khofifah-Mudjiono (Kaji) meraih 24,82 persen suara dengan persiapan hanya tiga bulan. Apalagi Kaji tak diusung Parpol besar, hanya PPP yang memiliki kursi di DPRD Jatim, selebihnya barisan Parpol non kursi.
Disusul paslon PDIP, Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR) yang meraih 21,19 persen, Soenarjo-Ali Maschan Moesa (Salam) diusung Golkar (19,34 persen) dan Achmady-Suhartono (Achsan) diusung PKB dengan perolehan 8,21 persen suara.
Akhirnya Kaji melangkah ke putaran kedua bersama paslon pemenang di putaran pertama Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) yang diusung Demokrat-PAN dengan perolehan suara 26,44 persen.
Bahkan Kaji nyaris memenangi Pilgub Jatim 2008 andai di putaran kedua tak dikerjai habis-habisan oleh penguasa saat itu, karena semua lembaga survei mengunggulkan Kaji namun rekapitulasi KPU Jatim justru memenangkan Karsa.
Karsa berbalik menang dengan 7.729.944 suara (50,20 persen), sedangkan Kaji 7.669.721 suara (49,80 persen). Ada selisih 60.223 suara atau 0,4 persen dan 506.343 suara dinyatakan tidak sah.
Sepuluh tahun setelah pengalaman pahit tersebut dan kini kembali ke Jatim lagi, tentu Khofifah sudah berhitung, termasuk mengantisipasi segala lini agar tidak gagal untuk kali ketiga di Pilgub Jatim.
"Insyaallah, angka tersebut (nomor urut 1) menjadi penguat sinyal atau pertanda kemenangan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018," tandas mantan Menteri Sosial tersebut.{*}