Pembongkaran JPO Siola Surabaya Jadi Sorotan, Eri Cahyadi Angkat Bicara!

Reporter : -
Pembongkaran JPO Siola Surabaya Jadi Sorotan, Eri Cahyadi Angkat Bicara!
DIBONGKAR: JPO Siola di Jalan Tunjungan dibongkar dan akan diganti yang lebih modern. | Foto: Barometerjatim.com/HPS

SURABAYA | Barometer Jatim – Pembongkaran Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siola di Jalan Tunjungan menjadi sorotan lantaran selama ini menjadi salah satu ikon Kota Pahlawan. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pun angkat bicara.

Menurutnya, pembongkaran dilakukan karena JPO Siola sudah rapuh dan tidak terhubung secara optimal dengan bangunan serta jalan di sekitar Jalan Tunjungan.

JPO yang sudah lama berdiri tersebut akan diganti dengan jembatan baru yang lebih modern, terbuka, dan terintegrasi dengan pemandangan sekitar.

"Kekuatannya sudah kita lakukan perhitungan, maka jembatan itu harus terkoneksi dan mencerminkan kondisi Jalan Tunjungan saat ini. Istilahnya terkoneksi dengan pemandangan sekitar,” jelasnya di Balai Kota, Minggu (10/8/2025).

Eri menerangkan, jembatan pengganti tidak akan berbentuk jembatan tertutup seperti sebelumnya, melainkan akan dirancang dengan konsep terbuka.

Konsep ini bertujuan, agar jembatan bisa menjadi tempat bagi warga untuk menikmati dan mengambil foto pemandangan Jalan Tunjungan dari area yang lebih tinggi.

“Nanti tetap jembatan bentuknya, tapi lebih terbuka jadi bisa digunakan masyarakat untuk foto dengan view dari ketinggian,” tambahnya.

Pendanaan dari Swasta

Eri menegaskan, proyek pembangunan jembatan baru akan dilakukan secepatnya, dan pendanaannya sebagian besar akan berasal dari pihak swasta atau investor, bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Untuk pembangunannya tidak banyak menggunakan APBD. Kita akan gandeng investor dan tenaga ahli dalam merancang jembatan itu,” terangnya.

Dia menambahkan, pembangunan JPO baru Siola sejalan dengan strategi Pemkot Surabaya dalam penataan kawasan, sekaligus meramaikan kawasan ikonik di sepanjang Jalan Tunjungan.

“Harapannya nanti Jalan Tunjungan semakin ramai ya, apalagi kalau nanti ada JPO yang baru, jadi banyak tempat foto menarik,” katanya.

Terpisah, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Surabaya, Wiwiek Widayati menjelaskan JPO yang dibangun pada 1987 itu memang membutuhkan peremajaan dan kondisi jembatan juga sudah rapuh.

Menurutnya, pembongkaran bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba. Di awal 2025, tim independen melakukan kajian menyeluruh setelah ditemukan beberapa bagian jembatan yang runtuh. Hasil kajian menunjukkan, beberapa bentangan jembatan sudah dalam kondisi rapuh dan tidak aman.

“Berdasarkan kajian dari tim independen, jembatan itu memang sudah ada yang rapuh. Karena itu, harus segera diselamatkan. Makanya harus dilakukan pembongkaran dan nanti akan dibangun kembali," tuturnya.

Wiwiek memastikan, jembatan yang dibongkar segera dibangun kembali. Untuk mempercepat proses pembangunan, Pemkot Surabaya berencana menggandeng investor melalui program CSR (Corporate Social Responsibility).

"Nanti kita akan tawarkan, siapa yang mau CSR untuk membangun jembatan itu," ujarnya.

Pihaknya menargetkan proyek ini selesai pada Desember 2025, sehingga bisa digunakan masyarakat umum pada awal 2026.

Terkait konsep JPO baru, Wiwiek menyatakan fungsinya tetap sebagai jembatan penyeberangan. Namun desainnya akan dibuat lebih estetik dan terbuka agar dapat menjadi spot baru untuk berswafoto.

"Fungsinya tetap sama sebagai JPO, menghubungkan orang dari Siola menuju Jalan Tanjung Anom, tetapi dibuat menonjol estetikanya," ujarnya.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.