Pameran Tunggal, Khusnul Bahri Suguhkan 16 Karya Contemporary Ethnic

Reporter : -
Pameran Tunggal, Khusnul Bahri Suguhkan 16 Karya Contemporary Ethnic
KONTEMPORER: Khusnul Bahri, pameran tunggal di Galeri Merah Putih, kompleks Balai Pemuda Surabaya. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Khusnul Bahri, seniman senior alumnus Institute Kejuruan Ilmu Pendidikan (IKIP) yang saat ini menjadi dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menggelar pameran tunggal bertajuk Contemporary Ethnic di Galeri Merah Putih, kompleks Balai Pemuda Surabaya, 10-18 Mei 2025.

Pameran ini menyuguhkan 16 karya lukisan kontemporer yang kental dengan unsur budaya, nilai sosial, dan nuansa religius.

“Dalam pameran ini saya mencoba meramu unsur budaya Jawa, Madura, serta etnis lainnya dalam balutan gaya kontemporer. Tujuannya agar karya ini bisa lebih mudah diterima oleh generasi masa kini,” kata Khusnul saat ditemui di lokasi pameran, Sabtu (17/5/2025).

Salah satu figur yang diangkat dalam karya-karyanya adalah Gareng, tokoh Punokawan yang lekat dengan citra rakyat jelata, miskin, dan memiliki kekurangan fisik. Namun melalui sentuhan estetik Khusnul, Gareng justru tampil sebagai simbol semangat belajar dan perjuangan dalam menggapai cita-cita.

“Saya ingin menyampaikan bahwa keterbatasan bukan penghalang. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang bisa mengubah takdir hidupnya,” ujarnya.

Nilai religius juga hadir melalui karya yang terinspirasi dari momen Idul Adha, di mana seekor sapi digambarkan sebagai simbol ibadah kolektif yang mampu mengangkat derajat tujuh orang melalui kurban. Tak hanya itu, nuansa spiritual turut diperkaya dengan kehadiran lukisan kaligrafi, menambah dimensi kedalaman pada pameran.

Seluruh karya diproduksi dengan media cat akrilik di atas kanvas, dengan rentang harga antara Rp 3 juta hingga Rp 15 juta. Ini merupakan pameran tunggal kedua bagi Khusnul, yang sebelumnya aktif terlibat dalam berbagai pameran kelompok di berbagai daerah di Indonesia.

“Bagi saya, pameran ini bukan sekadar ruang unjuk karya. Ini adalah medium untuk menyampaikan pesan moral dan nilai kehidupan melalui bahasa seni rupa,” ucapnya.

Nama Khusnul tak asing di kalangan perupa. Lahir di Madura, dia dikenal sebagai sosok berdedikasi yang pernah mengajar sebagai guru seni rupa di SMKN 12 Surabaya sejak 1986 hingga masa pensiunnya pada 2018. Meski telah menyelesaikan tugas formalnya di dunia pendidikan, semangat berkaryanya justru semakin menyala.

Menariknya, meskipun Khusnul selama ini lebih banyak berkarya di lingkup nasional, sejumlah lukisannya telah menembus pasar mancanegara, mulai dari Swedia hingga Brazil, membuktikan bahwa karya seni yang jujur dan bernilai universal mampu berbicara lintas batas.{*}

| Baca berita Lukisan. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.