Main Usir Wartawan saat Liputan, Akhirnya Anggota DPRD Surabaya Ini Minta Maaf!

SURABAYA | Barometer Jatim – Gaduh pengusiran wartawan saat hearing antara Komisi B DPRD Surabaya dengan OPD terkait Pemkot Surabaya membahas penutupan Pasar Mangga Dua yang dinilai ilegal, berakhir.
Ini setelah anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Agoeng Prasodjo mendatangi ruang pressroom Pokja Jurnalis Dewan Surabaya (Judes) untuk memberikan klarifikasi sekaligus permintaan maaf, Senin (10/3/2025).
Agoeng datang didampingi Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono dan Wakil Ketua Arif Fathoni. Di hadapan puluhan anggota Pokja Judes, Agoeng menyampaikan permintaan maaf dengan ikhlas dan berjanji tidak akan ada kejadian serupa.
“Dalam hati kecil saya, menyakiti sampeyan (wartawan) itu tidak. Itu memang keadaan, terus spontan,” ujarnya.
Menurut Agoeng, saat hearing Selasa (4/3/2025) lalu tersebut, memang ada hal-hal yang sifatnya pendalaman yang tidak boleh diliput karena menyangkut strategi penutupan pasar. Makanya dia meminta wartawan keluar terlebih dulu, setelah itu boleh masuk lagi.
“Ini miskomunikasi saja. Saya enggak sepicik itu, berbuat menyakiti hati teman-teman wartawan. Enggak ada niat untuk itu, apalagi kita sudah kenal cukup lama,” ucapnya.
Usai Agoeng menyampaikan permintaan maaf, Arif Fathoni menegaskan kejadian pengusiran wartawan di Komisi B adalah yang pertama dan terakhir.
Legislator yang akrab disapa Toni itu, sekali lagi menyatakan minta maaf ke anggota Pokja Judes.
“Momen bulan suci Ramadhan kita saling memaafkan satu sama lain. Jadi ini yang terakhir ya Ketua Pokja,“ ucapnya kepada Ketua Pokja Judes, Inyong Maulana.
“Insyaallah dengan pimpinan DPRD datang ke pressroom, kita sudah menerima dengan lapang dada. Kemarin-kemarin kan masih sebatas statement Pak Machmud, kita masih ragu, benar apa enggak ini,” sambung Maulana.
Dia menegaskan, Pokja Judes sudah puluhan tahun berteman dengan anggota dewan. Karena itu, dirinya sempat kaget menerima informasi peristiwa pengusiran wartawan saat meliput hearing di Komisi B.
“Ya, kami juga minta maaf ke pimpinan DPRD kalau sekiranya berita-berita kemarin cukup bikin heboh. Karena ini semata-mata tanggung jawab profesi, jadi kami harus bereaksi terhadap aksi seperti itu,“ tegas Maulana.{*}
| Baca berita DPRD Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur