Kota Pahlawan Raih 2 Penghargaan di Hari Otoda, DPRD Surabaya Puji Kinerja Eri Cahyadi!

Reporter : -
Kota Pahlawan Raih 2 Penghargaan di Hari Otoda, DPRD Surabaya Puji Kinerja Eri Cahyadi!
BERPRESTASI: Eri Cahyadi dianugerahi Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha 2024. | Foto: Barometerjatim.com/HR

SURABAYA | Barometer Jatim – DPRD Kota Surabaya mengapresiasi atas dua penghargaan yang diraih Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pada Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII.

Dua penghargaan tersebut yakni Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha 2024 dari Presiden Jokowi, dan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Berkinerja Tinggi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Selamat atas penghargaan yang diraih Wali Kota Eri Cahyadi. Selamat kepada Kota Surabaya,” kata Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono, Jumat (26/4/2024).

Berkat otonomi, lanjutnya, pemerintahan daerah berhasil memacu berbagai perkembangan yang positif dengan berbagai kebijakan prorakyat yang tidak meninggalkan karakteristik lokalnya.

“Kota Surabaya berkembang pesat menjadi kota metropolitan yang humanis, setelah diterapkan otonomi daerah 28 tahun silam,” ucapnya.

Pada peringatan Hari Otoda ini, Adi berharap kinerja pemerintahan daerah di Surabaya terus ditingkatkan, bahkan digenjot. Pun antarberbagai unit pemerintahan dapat memperkuat sinergitas.

  • TIGA TAHUN ERI SEGUDANG PRESTASI
    - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terus menurun. Data BPS, saat pandemi Covid-19 tahun 2020 berada di angka 9,79%. Pada 2021 menjadi 9,68%, dan pada 2022 turun menjadi 7,62%, hingga akhirnya di 2023 turun lagi menjadi 6,76%
    - Kemiskinan Surabaya pada 2021 berada di angka 5,23% (152,49 ribu jiwa). Kemudian di 2022 turun menjadi 4,72% (138,21 ribu jiwa), dan di 2023 turun lagi menjadi 4,65% (136,37 ribu jiwa).
    - Kemiskinan ekstrem Surabaya pada 2021 berada di angka 1,2% (35 ribuan), kemudian pada 2022 angkanya turun menjadi 0,8% (sekitar 23 ribuan).
    - Hingga awal Maret 2024, angka stunting di Surabaya tersisa 255 anak dan sebanyak 47 kelurahan sudah zero stunting aktif dan 5 Puskesmas zero stunting aktif.

Kata Adi, otonomi daerah memberi ruang lebar dan leluasa untuk merancang dan menjalankan pembangunan berbasis kebutuhan lokal. Pun bagi masyarakat, semakin menikmati berbagai kemajuan pembangunan oleh pemerintah.

“Bagi Wali Kota Eri Cahyadi, sebagai kepala pemerintahan di Surabaya, penghargaan ini momentum untuk peningkatan kinerja, momentum peningkatan prestasi, dan momentum baik untuk terus memperkuat pelayanan masyarakat,” katanya.

Pujian juga dilontarkan Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufida. Dia turut bangga atas diraihnya dua penghargaan tersebut dan optimis Surabaya akan semakin baik lagi ke depannya.

“Kita ikut bangga. Mudah-mudahan Surabaya ke depan bisa semakin maju, kondusif, dan juga mudah-mudahan Surabaya dijauhkan dari bala dan musibah. Dan mudah-mudahan sukses terus Surabaya dipimpin Pak Wali Kota Eri Cahyadi,” ucapnya.

Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni turut mengacungi jempol dua penghargaan yang diraih Eri Cahyadi serta jajarannya.

Menurutnya, penghargaan itu memang layak diberikan kepada Eri karena masyarakat dan pemerintah pusat dapat menilai kerja keras yang selama ini dilakukannya.

“Wali Kota Eri serta jajarannya di Pemkot Surabaya, mampu menggerakkan semua stakeholder untuk terlibat ke dalam setiap kebijakan pemerintahan,” kata Fathoni.

“Saya tidak kaget, mengingat segala landscape kebijakan yang dibuat oleh Mas Eri selama ini. Kenapa saya tidak kaget? Karena masyarakat dan pemerintah pusat itu bisa menilai, sehingga wajar ketika presiden memberikan penghargaan tertinggi itu,” sambungnya.

Fathoni menambahkan, diraihnya dua penghargaan ini bisa mewujudkan harapan Eri untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang baldatun toyyibatun warabbun gafur. Dia yakin, karena partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses kebijakan pemerintahan di masa kepemimpinan Eri saat ini terus meningkat.

Meskipun periode kepemimpinan Eri hanya berlangsung 3,5 tahun, tetapi mampu menggunakan dua kali APBD secara efektif di dalam setiap kebijakannya.

“Tidak bersifat parsial, tetapi selalu komprehensif, penanganannya juga dari hulu ke hilir. Salah satunya adalah penanganan stunting. Penanganan stunting yang dulunya itu ego sektoral, sekarang tidak, akan tetapi menjadi gotong royong lintas OPD sehingga penanganan stunting di Surabaya bisa membaik,” ucapanya.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.