Kehabisan Ongkos Saat Pelesir ke Jatim Ini Solusinya

-
Kehabisan Ongkos Saat Pelesir ke Jatim Ini Solusinya
TINGGAL KLIK: Mesin tiket untuk melapor bagi pelancong di Jatim yang kehabisan ongkos. Tinggal klik dan langsung terlayani. | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY

Inilah Jawa Timur. Provinsi yang ramah bagi pelancong. Bahkan mereka yang kehabisan ongkos dijamin tak akan telantar.

ANDA warga luar Jatim atau turis mancanegara yang kehabisan ongkos saat melancong ke Jatim? Tak perlu cemas, apalagi panik. Sebab, ada layanan pemberi solusi yang diluncurkan Polda Jatim. Namanya Surat Keterangan Orang Telantar (SKOT). Layanan yang di-launching di Mapolda Jatim, Jalan A Yani Surabaya, Selasa (10/10) ini terkoneksi dengan Polres jajaran. Dibuat untuk membantu siapapun yang kehabisan ongkos saat pelesir ke Jatim, baik warga dalam maupun luar Jatim. Bahkan warga negara asing yang kehabisan ongkos saat berwisata pun dilayani. SKOT ini layanan bagi orang telantar saat perjalanan, misalnya kehabisan ongkos, atau memang orang yang tidak mampu tapi kesulitan untuk pulang ke kampung halaman, terang Kepala SPKT Polda Jatim, Ajun Kombespol Andre Manuputty saat launching SKOT. Baca: Polda Jatim Hentikan Penyidikan Kasus Yusuf Mansur Lebih rinci, Andre menjelaskan, SKOT disediakan sebagai fasilitas layanan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim dan Polres jajaran. Sistem berjejaring secara online dengan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) serta Dinas Sosial provinsi dan kabupaten/kota setempat. "Selain dengan Dispendukcapil dan Dinsos, program ini juga bekerjasama dengan pihak Dinas Perhubungan, Kesyahbandaran, dan Organda," jelasnya. Kepolisian, lanjut Andre, hanya menerima laporan dari orang yang telantar saat dalam perjalanan karena kehabisan ongkos. Baca: Sertijab, Kapolda: Promosi Suami Tak Lepas dari Peran Istri Begitu melapor, petugas kepolisian lantas memasukkan data pelapor dan secara otomatis akan terbaca di server data Dispendukcapil. Dengan begitu diketahui secara pasti daerah asal atau tinggal pelapor. Selain di Dispendukcapil, data pelapor yang disampaikan ke kepolisian juga akan terkoneksi di server data Dinsos. Setelah data pelapor klop, petugas lalu menyerahkan surat pengantar keterangan orang telantar lalu mengantar pelapor ke Dinsos. Selanjutnya, "Dinsoslah yang kemudian mengurusi keperluan pelapor pulang ke daerah tujuan. Bantuannya bisa dibelikan tiket dan bekal uang, paparnya. Cegah Pelancong Abal-abal KERJA BARENG: Polda Jatim meluncurkan layanan SKOT di Mapolda Jatim, Selasa (10/10). Layanan ini bekerjasama dengan Dispendukcapil, Dinsos, Dishub Kesyahbandaran serta Organda. | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURYKERJA BARENG: Polda Jatim meluncurkan layanan SKOT di Mapolda Jatim, Selasa (10/10). Layanan ini bekerjasama dengan Dispendukcapil, Dinsos, Dishub Kesyahbandaran serta Organda. | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY KERJA BARENG: Polda Jatim meluncurkan layanan SKOT di Mapolda Jatim, Selasa (10/10). Layanan ini bekerjasama dengan Dispendukcapil, Dinsos, Dishub Kesyahbandaran serta Organda. | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY Andre menambahkan, sasaran layanan SKOT tidak hanya untuk warga Jatim. Layanan serupa juga diberikan kepada orang luar Jatim yang telantar dan tidak bisa pulang ke kampung halaman karena kehabisan ongkos. "Orang luar Jawa yang telantar pun akan dilayani. Misalnya orang luar Jawa, nanti akan bekerjasama dengan Kesyahbandaran untuk diberikan bantuan tumpangan kapal angkutan penumpang, tandasnya. Bagaimana dengan warga negara asing? Andre menegaskan juga akan dilayani melalui SKOT. Teknisnya, pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk mengurus pelapor asing untuk dipulangkan ke negara asal. Kalau warga asing koordinasi pendataan dan pemulangannya tentu saja dengan pihak Imigrasi, tandasnya. Baca: Melawan Petugas, Bandar Sabu Jalur Darat Ditembak Mati Andre menjelaskan, sistem elektronik yang terintegrasi antarinstansi itu sangat penting untuk mencocokkan data pelapor. Terlebih untuk mencegah oknum yang selama ini memanfaatkan bantuan dari kepolisian maupun Dinsos dengan modus kehabisan ongkos. Namun dengan layanan SKOT, petugas akan mengetahui, misalnya, pelancong yang betul-betul kehabisan ongkos atau sekadar ingin berwisata gratis memanfaatkan bantuan ongkos dari instansi terkait. Ada banyak kasus selama ini kehabisan ongkos hanya jadi modus. Padahal ingin jalan-jalan. Nah, dengan SKOT nanti akan ketahuan," ucapa Andre, sembari menambahkan sejak dioperasikan bulan sudah ada 70 orang yang melapor kehabisan ongkos dan sudah ditangani.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.