Gabung Demokrat atau Gerindra Kehilangan Khofifah
GERINDRA TURUT MENYAMBUT: Soepriyatno turut menyambut kehadiran Khofifah Indar Parawansa saat silaturahim ke Ponpes Sidogiri, Pasuruan. | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR
SURABAYA, Barometerjatim.com Partai Demokrat (13 kursi) hampir pasti satu barisan dengan Golkar (11), Nasdem (4), PPP (5) dan Hanura (2) untuk mengusung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2018.
Lantas bagaimana dengan Gerindra (13 kursi) yang dari awal membidik Khofifah? Bagi Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surochim Abdussalam, Gerindra harus berkomunikasi dengan Demokrat jika ingin tetap mengusung Khofifah.
Sebab, lanjut Surochim, dalam etika politik siapa pemilik kursi terbanyak dialah yang akan menjadi motor koalisi, serta dihitung siapa yang lebih dulu menggaet calon.
Baca: Golkar Siapkan Langkah Pemenangan untuk Khofifah
Mau enggak mau (Gerindra) harus legowo jika masuk koalisi dengan Demokrat. Legowo untuk tidak mendapat jatah Cawagub, katanya, Rabu (4/10).
Jika Gerindra akhirnya merapat ke "Poros Demokrat" maka kontestan Pilgub Jatim 2018 kemungkinan hanya dua pasangan calon (paslon), dengan asumsi PKB dan PDIP mengusung Saifullah Yusuf.
Sementara PAN (7 kursi) dan PKS (6) harus melebur di antara poros tersebut, karena kalaupun keduanya koalisi jumlah kursi tidak mencukupi untuk mengusung paslon sendiri.
Baca: Daftar ke Demokrat, Khofifah Sudah Bertemu SBY
Namun sikap menunggu masih ditunjukkan DPD Partai Gerindra Jatim lantaran Khofifah dinilai belum gamblang menyatakan maju di Pilgub Jatim 2018.
Kita juga enggak mungkin mendorong. Semua harus dari kemauannya sendiri dan yang jelas pilihan Gerindra adalah kader NU, terang Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Soepriyatno.
Dia juga tidak melihat Khofifah sebagai representasi Presiden Joko Widodo. Saya tidak melihat itu, siapapun yang dinilai mampu membangun Jatim dan mengedepankan rakyat itu yang kami pilih, tandasnya.