Buku Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan: Nawardi Buka Pikiran Orang, Kernet pun Bisa Jadi Senator

Reporter : barometerjatim.com -
Buku Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan: Nawardi Buka Pikiran Orang, Kernet pun Bisa Jadi Senator

KARYA NAWARDI: Peluncuran buka Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan di UINSA Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometerjatim.com Anggota DPD RI, Ahmad Nawardi meluncurkan buku autobiografi bertajuk Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan; Babak Kesaksian dari Aktivis ke Senator.

Peluncuran dilakukan bertepatan dengan acara Dies Natalis Sewindu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dan Dialog Kebangsaan Empat Pilar, Rabu (16/11/2022).

Buku setebal 264 halaman tersebut menceritakan jejak biografi, perjalanan, dan gagasan Nawardi secara utuh dari awal meniti karir, ketakdziman sebagai santri sejumlah pondok pesantren, hingga berlabuh menjadi senator. Bahkan, siapa sangka, jika Nawardi pernah berjibaku sebagai kernet angkutan umum.

"Buku ini bagus dari sisi konten, karena berangkat dari pengalaman pribadi. Keterlibatan sebagai seorang aktivis,  kemudian dinarasikan dengan menggunakan argumen-argumen yang sangat teoritis dan akademis sekali," puji Dekan FISIP UINSA, Dr Abdul Chalik yang menjadi narasumber dalam dialog dan peluncurkan buku.

Chalik menilai, Nawardi sebagai seorang penulis yang notabene mantan jurnalis, mampu menggetarkan pikiran banyak orang melalui kacamata dan sudut pandangnya dalam melihat realitas situasi 1998 saat terlibat sebagai aktivis. Dia juga disebutnya kritis terhadap rezim Orde Baru.

"Buku ini betul-betul mampu menggugah siapa pun pembaca, untuk terlibat secara selesai membaca buku ini secara keseluruhan," tandasnya.

Tak hanya menjadi motivasi bagai mahasiswa tapi juga masyarakat luas. Sebab, buku tersebut adalah rangkuman potret perjalanan kehidupan sekaligus kritikan. "Buku ini membuka pikiran kita, bahwa seorang kernet pun bisa menjadi seorang pejabat di parlemen," ujarnya

Setengah Karya Ilmiah

Terbagi dalam enam bab, Nawardi membuka kisah bagian pertama dengan subtema Mimpi Anak Sampang Mengejar Bintang. Ada kisah, bagaimana dia pernah menjadi jurnalis lalu beralih meniti karier politik.

Di bab dua berkisah tentang jejak kesaksian dari kampus, buku, dan aksi. Seperti mahasiswa pada umumnya kala itu (1994), dia menempuh pendidikan tinggi di IAIN Sunan Ampel (kini UINSA) Surabaya.

Selama di kampus, Nawardi melahap habis buku-buku ilmiah populer karya para intelektual termasyhur. Mulai Antonio Gramsci, Karl Marx, hingga Ibnu Arabi. Dia juga merupakan aktivis 1998 yang turut menggulung kekuasan Orde Baru.

Nawardi menuturkan, buku perdana tentang pemikiran-pemikirannya itu telah terbit beberapa bulan lalu. Buku ini tidak hanya autobiografi semata, tapi juga ada gagasan dan ide.

"Buku ini setengah ilmiah, karena ada banyak teori-teori yang saya kutip berdasarkan para tokoh ilmuwan dunia," katanya.

Karena itu, Nawardi merasa tepat meluncurkan buku ini di kampus UINSA Gunung Anyar Surabaya sebagai laboratorium ilmiah yang bisa menguji buku karyanya.

Disinggung peluncuran buku jelang Pemilu 2024, Nawardi menegaskan bahwa kemungkinan besar dia akan maju lagi dalam pencalonan.

"Entah di DPD maupun DPR RI nanti saya istikharah dulu. Karena tawaran untuk itu ada dari beberapa partai politik, tapi masih saya pertimbangkan partai politik apa yang sepaham dengan pemikiran saya," katanya.

» Baca berita terkait DPD RI. Baca juga tulisan terukur lainnya Rofiq Kurdi.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.