Yusuf Mansur Obong, Buku 134 Halaman Beber Sisi Kelam UYM!

Reporter : -
Yusuf Mansur Obong, Buku 134 Halaman Beber Sisi Kelam UYM!
MENGAKU DITIPU: Hilwa Humaira, mengaku korban penipuan Ustadz Yusuf Mansur. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometer Jatim – Sebuah buku berjudul Yusuf Mansur Obong di-launching di sebuah kedai di Jalan Gayungsari, Surabaya, Selasa (18/2/2020) sore.

Buku setebal 134 halaman yang berisi tentang sisi kelam Ustadz Yusuf Mansur (UYM) tersebut ditulis Hadi Muhammad (HM) Joesoef, mantan jurnalis yang mengaku sebagai kawan UYM selama 20 tahun.

"Tujuan saya menulis buku ini ingin menghentikan Yusuf Mansur yang membohongi jamaah atau umat. Sejak praktik investasi batu bara sampai saat ini, mirip-mirip. Hanya casing-nya saja yang berbeda," ujar Joesoef.

Jesoef mengaku menyelesaikan buku ini selama enam bulan, setelah sebelumnya menuliskan dengan bunga rampai di situs thayyiba.com. Penulisan buku ini total enam bulan dengan 33 bab dengan judul kasus yang berbeda-beda, tambahnya.

Dalam menulis, Joesoef juga melakukan riset dengan mengamati praktik bisnis yang dijalankan UYM. Salah satunya perumahan syariah yang ternyata bodong di Sedati, Sidoarjo, katanya.

"Saya dua pekan yang lalu ke sana. Ternyata developernya itu sewa tanah selama 10 tahun (2014-2024). Dari 40 orang yang sudah melapor, developer bisa mengumpulkan Rp 5 miliar," sambungnya.

Melalui buku ini, tandas Joesoef, dirinya ingin membuka mata publik bahwa banyak penipuan yang dilakukan UYM. Penerbitan buku ini sekaligus sebagai bentuk kekecewaan Joesoef terhadap para ulama dan kiai, yang dinilianya tahu sisi gelap UYM tapi memilih diam.

Ngaku Korban Penipuan

Peluncuran buku juga dihadiri seorang wanita yang mengklaim korban penipuan UYM. Dia bernama Hilwa Humaira, warga Magetan yang pernah bekerja di Hong Kong sebagai TKW.

Hilwa mengaku pernah menjadi star leader internasional dan marketing executive dari lini usaha yang dijanjikan UYM. Menurutnya, modus operasinya bermacam-macam dan dia bertugas mencari member.

Total kerugian yang dideritanya dari mengikuti beberapa investasi UYM sekitar Rp 70 juta ditambah biaya lainnya.

"Saat menjadi star leader mendapatkan smart phone seharga Rp 1 juta, dan saya tidak bisa ambil karena biaya ngirim mahal dari Indonesia ke Hong Kong," katanya.

Hilwa menambahkan, para TKW yang menjadi member juga ditarik sedekah bulanan dengan janji anak-anak mereka bisa masuk pondok pesantren tanpa biaya.

"Namun saat beberapa member mendaftarkan anaknya ke pesantren Yusuf Mansur, kita tetap dikenakan biaya dan nilainya cukup mahal dibanding pesantren lain di Indonesia," katanya.

Merasa menjadi korban penipuan, Hilwa mencoba melakukan somasi ke UYM tapi tidak direspons. Kini dia akan mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, sambil menunggu teman-temanya sesama korban.

"Saya ingin ini segera diakhiri. Saya sudah capek, sudah banyak mengeluarkan biaya dan lelah," katanya.{*}

» Baca Berita Terkait Yusuf Mansur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.