Ingin Anak Jadi Sosok Religius dan Nasionalis Nasihat Kiai Muwaffil: Masukkan Pesantren
![Ingin Anak Jadi Sosok Religius dan Nasionalis Nasihat Kiai Muwaffil: Masukkan Pesantren](https://www.barometerjatim.com/wp-content/uploads/2022/09/Santri-Putri-Barometerjatim.com_.jpg)
CINTAI AGAMA DAN NEGARA: Para putri di sebuah pesantren, dididik mencintai agama dan negara. | Foto: Barometerjatim.com/DOK
SIDOARJO, Barometerjatim.com Inilah mengapa pondok pesantren (Ponpes) kerap disebut sebagai salah satu benteng bangsa Indonesia.
Karena di dalamnya diajarkan bagaimana mencintai agama juga mencintai negara, tutur Pengasuh Ponpes An-Nidhomiyyah Taman, Sidoarjo, KH Muwaffil Aziz usai peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, Selasa (27/9/2022).
Jadi kalau ingin anaknya menjadi sosok yang religius dan memiliki jiwa nasionalisme tinggi, ya masukkan ke pesantren, tegasnya.
- Baca: Maulid Nabi, Nyai Ucik: Kalau Ada yang Anggap Bidah Ndak Usah Diladeni, Nanti Ada yang Seneng!
Sedangkan pengurus dan ustadz diisi para millenial yang memiliki keilmuan sesuai bidangnya. Diharapkan dengan energi yang besar ini, bisa mendidik santri dengan baik dan memahami perkembangan zaman, ucapnya.
Punya Metode Lengkap
Hal sama ditegaskan penceramah kondang asal Pasuruan, Nyai Hj Ucik Nurul Hidayati yang memberi ceramah dalam peringatan Maulid Nabi tersebut.
Dia menyarankan para orang tua untuk memasukkan anak-anaknya ke Ponpes, karena merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki metode lengkap.
Di dalamnya diajarkan cinta agama juga negara. Orang tua tidak perlu ragu untuk memasukkan anaknya ke pesantren, tegas pengasuh Ponpes Putri Al Ishlahiyyah Tumpuk, Sambisirah, Wonorejo, Pasuruan, tersebut.
Pesantren dianggap menjadi solusinya, karena keilmuan para kiai di pesantren nasabnya jelas hingga Rasulullah, sambungnya.
Dalam ceramahnya, Nyai Ucik juga berpesan kepada jamaah agar tidak menanggapi segelintor orang yang masih menganggap Maulid Nabi sebagai bidah Jika ada yang seperti itu ndak usah diladeni, katanya.
Kalau diladeni nanti gegeran (bertengkar) dan akan membawa perpecahan umat Islam, nanti ada yang seneng (senang) itu, tandasnya.Menurutnya, mereka ini tidak memiliki akar yang kuat dalam memahami karena rata-rata referensinya internet. Makanya, dia menyarankan untuk menghindari perdebatan dengan orang-orang yang membidahkan Maulid Nabi.
Mereka ini bisanya suka ngotot, padahal dasarnya ya di internet. Ngajinya di Ustadz Google, seloroh Nyai Ucik.
» Baca berita terkait Pesantren. Baca juga tulisan terukur lainnya Rofiq Kurdi.