Jelang Puncak Hari Jadi ke-453 Lamongan, Bupati Yuhronur Ziarah ke Makam Leluhur

Reporter : barometerjatim.com -
Jelang Puncak Hari Jadi ke-453 Lamongan, Bupati Yuhronur Ziarah ke Makam Leluhur

ZIARAHI LELUHUR: Yuhronur Efendi (kiri) menabur bunga di makam leluhur jelang puncak Hari Jadi ke-453 Lamongan. | Foto: IST

LAMONGAN, Barometerjatim.com Menjelang puncak Peringatan Hari Jadi  ke-453 Kabupaten Lamongan, Bupati Yuhronur Efendi didampingi Wakil Bupati Abdul Rouf dan jajaran Forkopimda melakukan ziarah ke makam leluhur, Rabu (25/5/2022).

Makam leluhur yang ziarahi sekaligus napak tilas pendirian Kabupaten Lamongan, yakni makam Mbah Sabilan, Mbah Punuk, dan Mbah Lamong di Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan Lamongan.

Melalui napak tilas ini, diharapkan dapat menambah semangat dan spirit untuk menjadikan Lamongan sebagai wilayah yang berjaya, yang dapat mempertahankan budaya, adat istiadat, kegotong-royongan, dan kebersamaan, kata Yuhronur.

Merujuk kisah sejarah yang ada, penentuan Hari Jadi Lamongan (HJL) berbeda dengan daerah atau kabupaten lain, khususnya di Jatim. Jika kebanyakan daerah mengambil sumber penentuan dari prasasti atau candi dan peninggalan sejarah lainnya, HJL mengambil sumber dari buku wasiat Sunan Giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa kuno dan disimpan juru kunci Makam Giri di Gresik.

Dalam buku wasiat tersebut, ditulis bahwa diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam Pasamuan Agung di tahun 976 hijriyah.

Berdasarkan tahun tersebut, kemudian dilakukan penelusuran dan ditemukan bahwa wisuda tersebut terjadi pada Kamis Pahing 10 Dzulhijjah 976 hijriyah atau bertepatan dengan 26 Mei 1569 kalender masehi.

Hadi atau Mbah Lamong atau juga disebut Tumenggung Surajaya, merupakan santri Kesultanan Giri yang terampil, cakap, dan menguasai ajaran agama Islam serta seluk beluk pemerintahan. Oleh Sunan Griri lantas ditunjuk menyebarkan ajaran agama, mengatur pemerintahan, dan kehidupan masyarakat di Kawasan Kenduruan.

Ringkas sejarah, usaha Hadi berjalan lancar dan mudah. Karena keberhasilannya, dia mendapat julukan Lamong artinya among (ngemong) yang baik atau pengayom warga, dan dinobatkan sebagai adipati pertama dengan gelar Tumenggung Surajaya. Sunan Giri IV atau Sunan Prapen juga mengumumkan wilayah Kranggan Lamongan menjadi Kadipaten Lamongan.

Tak hanya Mbah Lamong, Mbah Punuk dan Mbah Sabilan juga merupakan tokoh penting dalam sejarah Lamongan. Mbah Sabilan yang hingga saat ini belum diketahui nama aslinya, merupakan tokoh yang erat kaitannya dengan tradisi calon pengantin perempuan yang melamar calon pengantin laki-laki di Lamongan.

Mbah Sabilab merupakan seorang patih/panglima perang dari adipati ke-3 Lamongan Raden Panji Puspa Kusuma, ayah dari Raden Panji Laras dan Panji Liris sekitar 1640-1665. Dia diberi nama Mbah Sabilan, karena meninggal sebagai sabilillah di medan perang.

Nah, lewat napak tilas dan ziarah itulah, Yuhronur atau yang akrab disapa Pak Yes itu, dapat merefleksikan dan menjadi spirit untuk memajukan Kabupaten Lamongan.

Bagi Yuhronur, tidak akan ada kejayaan tanpa perjuangan. Perjuangan tersebut harus terus dijadikan sebuah komitmen untuk bersama, berkolaborasi menjadikan Lamongan yang jaya sesuai tema HJL ke-453 yakni kolaborasi mewujudkan pembangunan inklusif.

Kolaborasi yang dimaksud adalah kita semuanya bergandeng tangan, seluruh elemen masyarakat. Siapa pun mempunyai kewajiban yang sama untuk memajukan wilayah Lamongan yang inklusif, yang terbuka, saling menghargai, ucapnya.

» Baca berita terkait Lamongan. Baca juga tulisan terukur lainnya Hamim Anwar.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.