Direktur LSR: Warga NU Pecah, La Nyalla yang Diuntungkan
TIGA KANDIDAT: La Nyalla Mattalitti (tengah) diprediksi bakal diuntungkan 'perpecahan' warga NU jika Saifullah Yusuf (kiri) dan Khofifah Indar Parawansa sama-sama maju di Pilgub Jatim 2018. | Foto: Barometerjatim.com/DOK
SURABAYA, Barometerjatim.com Kader Nahdlatul Ulama (NU) berpeluang memenangi Pilgub Jatim 2018. Syaratnya: Nahdliyin harus bersatu alias kader yang maju hanya satu. Tapi jika Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa sama-sama maju, maka calon alternatif dan potensial sekelas La Nyalla Mattalitti bakal diuntungkan.
"Karena Pak Nyalla tokoh nasionalis dan bisa mengambil suara NU yang swing voter-nya cukup besar," nilai Direktur Lembaga Survei Regional (LSR), Dr M Mufti Mubarok MSi, Sabtu (2/9).
Tapi jika akhirnya ada tiga pasangan calon (paslon) yang maju, kata Mufti, maka Cawagub bisa menjadi penentu. Di posisi ini yang potensial yakni Hasan Aminuddin, Tri Rismaharini dan Abdullah Azwar Anas. Disusul Budi "Kanang" Sulistyono, Ipong, Emil Dardak dan Masfuk.
Baca: Konsolidasi Pilgub, 10 September Megawati Turun ke Jatim
"Jadi intinya di samping 'perang' partai dan Cagub, perang Cawagub sangat menentukan karena suara Cawagub menjadi penentu," ucapnya.
Mufti menambahkan, ada empat faktor yang bakal menjadi penentu kemenangan di Pilgub Jatim 2018.
Pertama, faktor dana. Secara individu, dari kandidat yang ada, La Nyalla dan Khofifah lebih mudah mencari 'investor'. "Kalau Gus Ipul biasa-biasa saja. Kita belum tahu siapa 'bandar' Gus Ipul," katanya.
Kedua, dukungan Parpol. Di faktor ini Gus Ipul lebih berpeluang, terlebih PKB sudah memutuskan akan mengusung meski hingga kini SK belum turun. "Disusul Khofifah dan La Nyalla," lanjut Mufti.
Ketiga, dukungan Soekarwo. "Bagaimanapun peran Pakde (Soekarwo) masih dominan. Meski Pakde agak condong ke Gus Ipul, tapi dia juga 'main mata' dengan Khofifah dan La Nyalla," katanya.
Baca: Kiai Dijadikan Objek Survei, Rais Aam PBNU: Itu Suul Adab
Namun bisa saja Pakde tidak mendukung alias netral. "Tergantung arah angin dan tingkat save serta dukungan Pakde masih di-last minute."
Keempat, dukungan warga NU. Secara kultur, Gus Ipul dinilai menguasai sebagian warga Ansor dan NU struktural. Sementara Khofifah lebih mengusai Muslimat NU, Fatayat NU serta NU kultural.
Sebaliknya, "La Nyalla bisa bergerak kemana-mana, baik ke NU maupun eleman lannya. Jadi yang diuntungkan La Nyalla," tandas Mufti.
"Dengan demikian ketiga kandidat masih sama-sama berpeluang. Tergantung 'tsunami politik' di tiga bulan terakhir nanti," tambahnya.