Dukung Gus Ipul, Muslimat NU Abal-abal Gentayangan!

Reporter : -
Dukung Gus Ipul, Muslimat NU Abal-abal Gentayangan!
MENGAKU MUSLIMAT: Puluhan ibu-ibu mengatasnamakan diri Forum Peduli Muslimat Jawa Timur memberi pernyataan sikap di RM di Jl A Yani, Surabaya, Sabtu (26/8). | Foto: Barometerjatim.com/ENEF MADURY

SURABAYA, Barometerjatim.com - Beragam cara 'menggelikan' dilakukan pendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) untuk menghadang Khofifah Indar Parawansa agar tak maju di Pilgub Jatim 2018.

Setelah upaya memunculkan 'calon tunggal' tak berjalan efektif, hingga permintaan Ketua Umum PKB Mushaimin Iskandar agar Nahdliyin Jatim bersatu menolak Khofifah tak bersambut, kini jurus menggelikan lainnya dijajaki: Menebar 'propaganda' seolah-olah anggota Muslimat NU tak mendukung ketua umumnya.

Terbaru, puluhan ibu-ibu mengatasnamakan diri Forum Peduli Muslimat Jawa Timur (FPMJT) -- tulisan Muslimat tanpa NU tapi berdandan ala jamaah Muslimat NU -- berkumpul di Rumah Makan Primarasa, Jl A Yani, Surabaya, Sabtu (26/8/2017).

Mereka tidak menggelar pengajian, tapi memberikan pernyataan sikap soal Pilgub Jatim 2018: Meminta Khofifah tidak mencalonkan diri sebagai gubernur, dan memilih mendukung Gus Ipul.

"Pokoknya saya mendukung Gus Ipul. Bu Khofifah biar jadi menteri saja," kata Koordinator FPMJT, Robiatul Adawiyah yang juga mengaku sebagai wakil ketua PC Muslimat NU Bangkalan.

Menggelikan? Ya, pertama, Robiatul Adawiyah bukan wakil ketua pengurus PC Muslimat NU Bangkalan seperti klaimnya. Perlu diketahui, dalam susunan PW (wilayah) maupun PC (cabang) tidak dikenal istilah wakil, melainkan ketua I, ketua II dan seterusnya.

Saat ini, berdasarkan SK PP Muslimat NU,  Ketua PC Muslimat NU Bangkalan dijabat Nyai Hj Muthmainnah Aschal. Kemudian Ketua I yakni Nyai Hj Solieha Abdul Karim, Nyai Hj Djum'atul Cholisah MHI (ketua II) dan Luluk Latifah (ketua III). Bahkan di Susunan Pengurus PC Muslimat NU Bangkalan periode 2016-2021 tidak ada nama Robiatul Adawiyah.

Uniknya lagi, ketika memberikan pernyataan sikap, Robiatul Adawiyah tidak berseragam batik Muslimat NU sementara sejumlah anggota forum malah berseragam.

Kedua, saat diwawancarai wartawan, Robiatul mengklaim forum ini diikuti perwakilan Muslimat NU se-Jatim. "Ada dari Ngawi, Probolinggo, Situbondo, Mataraman dan Tapal Kuda," katanya.

Saat hal itu dikonfirmasikan ke Ketua PC Muslimat NU Jember, Nyai Hj Emi Kusminarni apakah perwakilan cabang yang dipimpinnya mengikuti forum tersebut, dia menjawab singkat dan tegas, "Tidak!"

Ketiga, Ketua PW Muslimat NU Jatim, Nyai Hj Masruroh Wahid, menegaskan tak ada istilah "forum" di Muslimat NU. "Yang ada itu PW, PC dan Korda (koordinator daerah) per eks-karesidenan (di Jatim ada 7 Korda). Kalau ada forum itu bukan bentukan resmi Muslimat NU baik cabang maupun wilayah," jelasnya.

Hak Setiap Orang

Meski demikian, pihaknya sulit melarang orang mengatasnamakan Muslimat NU,  tapi dia juga meminta agar forum tersebut tidak melarang siapapun, termasuk Khofifah, seandainya memutuskan maju di Pilgub Jatim 2018.

"Mereka melarang Bu Khofifah itu juga nggak bisa. Beliau punya hak pribadi sebagai warga negara untuk mengambil peran pembangunan apapun di negara ini. Kenapa mereka mesti melarang-larang," katanya.

"Ketua PC maupun PW yang resmi saja tidak bisa melarang, kalau misalnya Bu Khofifah ingin maju. Kita punya hak apa untuk melarang? Saya, misalnya, mau maju, siapa yang bisa melarang?"

Jadi, tandas Masruroh, kalau ada orang melarang orang lain itu namanya tidak mengerti hak dan kewajiban sebagai warga negara yang dijamin undang-undang.

"Kalau nggak ngerti itu, ya mereka bukan Muslimat NU, apalagi mengatasnamakan Muslimat NU dengan membuat imej seolah-olah Muslimat NU melakukan penolakan. Padahal Muslimat NU secara resmi tidak mengeluarkan pernyataan apapun," tandasnya.

Sebelumnya, Senin (14/8) lalu, wanita bernama Sasimulya dan beberapa ibu-ibu berseragam Muslimat NU juga meminta Khofifah tidak maju dan memberikan dukungannya untuk Gus Ipul.

Sasimulya bahkan menebar pembohongan publik karena mengaku sebagai Ketua PC Muslimat NU Surabaya, padahal ketua yang asli yakni Nyai Hj Lilik Fadhilah.{*}

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.